Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengimbau Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tak membawa-bawa nama Susilo Bambang Yudhoyono terkait sikap mereka menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Janganlah seperti itu, Teh (Rieke), karena enggak jadi Menteri Tenaga Kerja jadi marah sama Pak Susilo Bambang Yudhoyono," ujarnya seraya tersenyum di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (5/11). "Jangan kaitkan dengan penggagas bangsa Pak SBY."
Ruhut menilai situasi yang sedang menghinggapi PDIP sekarang ibarat buah simalakama. Setuju menaikkan harga bahan bakar minyak akan diprotes dan tidak setuju menaikkan harga BBM malah berseberangan dengan Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan era nya lagi PDIP pencitraan, tidak setuju BBM. Nyatanya rakyat tegas kok, mau naik berapa pun apa urusannya dengan kami (rakyat)," ujarnya.
Ruhut juga mengimbau PDIP untuk tidak mengambil langkah yang berseberangan dengan Jokowi. Ia meminta PDIP mencontoh Demokrat yang diklaim mendukung Jokowi jika kebijakannya baik dan mengkritisi jika buruk.
"Memang PDIP harus belajar menjadi partai penguasa. Harus belajar," kata Ruhut.
Sebelumnya sejumlah kader partai asal Jokowi, PDIP, menolak kenaikan harga BBM. Penolakan antara lain datang dari Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Effendi Simbolon, Rieke Diah Pitaloka, dan Hendrawan Supratikno.
Rieke bahkan menggelar konferensi pers untuk menyatakan penolakannya. Ia menganggap tidak ada situasi mendesak yang membuat Jokowi perlu menaikkan harga BBM. “Lagu lama kaset baru. Alasan tak beranjak meski pemerintahan berganti,” kata Rieke.
Kritik pedas juga dilontarkan Effendi. “Nafsu banget Pak JK. Apa beliau tak melihat situasi dan kondisi sekarang? Baru seminggu dilantik saja sudah bikin heboh. Apa dengan menaikan harga BBM Rp 3.000, rakyat bisa makmur?” ujar pimpinan DPR tandingan itu.