Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPR Setya Novanto mendukung rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Kenaikan harga BBM menjadi perhatian DPR karena menyangkut kepentingan rakyat.
“Buat kami (DPR), yang penting bagaimana pengalokasian penggunaan dana tersebut,” kata Setya di gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (5/11).
DPR, menurut Setya, akan mendukung jika pengalokasian dana subsidi BBM ditujukan untuk pendidikan, kesejahteraan rakyat, dan kesehatan. “Yang berkaitan dengan rakyat kecil betul-betul kami dukung,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya sejumlah kader partai asal Jokowi, PDIP, menolak kenaikan harga BBM. Penolakan antara lain datang dari Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Effendi Simbolon, Rieke Diah Pitaloka, dan Hendrawan Supratikno.
Rieke bahkan menggelar konferensi pers untuk menyatakan penolakannya. Ia menganggap tidak ada situasi mendesak yang membuat Jokowi perlu menaikkan harga BBM. “Lagu lama kaset baru. Alasan tak beranjak meski pemerintahan berganti,” kata Rieke.
Kritik pedas juga dilontarkan Effendi. “Nafsu banget Pak JK. Apa beliau tak melihat situasi dan kondisi sekarang? Baru seminggu dilantik saja sudah bikin heboh. Apa dengan menaikan harga BBM Rp 3.000, rakyat bisa makmur?” ujar pimpinan DPR tandingan itu.
Sementara pengamat politik Boni Hargens menilai Jokowi telah memikirkan yang terbaik untuk rakyat. Kenaikan harga BBM bersubsidi, ujar Boni, dilakukan untuk mengalihkan subsidi BBM ke sektor lain yang bermanfaat untuk rakyat.
Scara terpisah, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bungkam soal kader-kadernya yang tak satu suara mendukung kebijakan Jokowi. “Tidak ada relevansinya dengan saya,” kata Mega usai menghadiri perayaan ulang tahun ke-60 Yayasan Pembinaan Anak-anak Cacat di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (5/11).
Agustus lalu sebelum Jokowi dilantik menjadi presiden, Megawati menyatakan kenaikan harga BBM tak terelakkan dan pemerintahan Jokowi tak bakal bisa menahan kenaikan harga BBM. “Kami sudah melakukan kalkulasi nyata,” kata Mega (28/8).
Jika subsidi BBM diteruskan, ujar Mega saat itu, situasi Indonesia lima tahun mendatang akan dipenuhi rakyat yang antre membeli BBM karena khawatir pasokan BBM akan habis. Menurut Mega, kenaikan harga BBM tidak bisa lagi ditahan karena APBN mengalami defisit.