HARGA BBM

NasDem Dukung Jokowi Naikkan Harga BBM

CNN Indonesia
Kamis, 06 Nov 2014 13:05 WIB
Setiap kader Koalisi Indonesia Hebat boleh punya pendapat pribadi, kata Sekjen NasDem. Tapi perbedaan pendapat lebur begitu fraksi mengeluarkan keputusan resmi.
Ketua Fraksi NasDem Victor Laiskodat. NasDem mendukung kenaikan harga BBM. (Antara/Ismar Patrizki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Partai NasDem mendukung rencana pemerintah Jokowi-JK menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Pemerintah mengisyaratkan harga BBM bakal naik dalam waktu dekat.

“NasDem mendukung karena sekarang ini kenaikan BBM bukan sekedar menyesuaikan dengan harga minyak dunia, tapi juga mengalihkan subsidi bagi sesuatu yang bersifat jangka panjang seperti pengembangan infrastruktur, program kesehatan, dan lain-lain,” kata Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Patrice Rio Capella, di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (6/11).

Jika Rp 400-500 triliun habis untuk subsidi BBM, NasDem menilai tidak akan ada perkembangan infrastruktur yang signifikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait argumen yang mengatakan pencabutan subsidi BBM bisa meningkatkan inflasi, Patrice membantahnya. Kerusakan infrastruktur, ujar legislator DPR itu, juga berkontribusi pada inflasi.

“Pernah kejadian di Filipina, pencabutan subsidi menyebabkan inflasi yang luar biasa, tetapi sesudah itu normal kembali,” kata Patrice. Menurutnya, Filipina sekarang jadi lebih maju karena pemerintahnya berani mengambil keputusan tak populer menaikkan harga BBM demi dialokasikan untuk keperluan lain bagi rakyat.

Sementara soal kader-kader PDIP yang tak mendukung kenaikan harga BBM padahal mereka bagian dari partai penguasa, Patrice menjawab diplomatis. “Itu kan dinamika berpartai, bahwa setiap orang memiliki aspirasi,” kata dia.

Patrice mengatakan, boleh saja anggota Koalisi Indonesia Hebat menyampaikan pendapat pribadi. Namun akhirnya semua perbedaan pendapat itu lebur begitu fraksi mengeluarkan keputusan resmi.

Sebelumnya, sejumlah kader PDIP seperti Effendi Simbolon, Rieke Diah Pitaloka, dan Hendrawan Supratikno menyatakan tak sepakat dengan kenaikan harga BBM. “Bila rencana itu hendak direalisasikan, saya minta pemerintah lebih dulu memberikan penjelasan tentang kelanjutan masalah energi. Apakah adil rakyat membeli 1 liter Rp 9.500?” ujar Effendi, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Energi PDIP.

Untuk diketahui, BBM bersubsidi yang disalurkan Pertamina dalam sepuluh bulan terakhir mencapai 39,07 juta kiloliter atau 86,1 persen dari batas kuota APBN-P sebesar 46 juta kiloliter. Jika distribusi BBM bersubsidi ini tak diperketat, Pertamina memprediksi kuota BBM bersubsidi akan jebol sebesar 1,9 juta kiloliter pada akhir tahun.

“Jika tidak ada upaya untuk mengerem konsumsi BBM secara drastis, maka jatah BBM subsidi seperti solar habis pada 15 Desember. Sementara premium bakal habis pada 25 Desember tahun ini,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER