Pasang Surut Harga BBM Setiap Rezim

CNN Indonesia
Kamis, 28 Agu 2014 16:24 WIB
Selama 10 tahun memerintah, Presiden SBY telah empat kali menaikkan harga bahan bakar minyak. Kini di pengujung jabatannya, ia menolak permintaan Jokowi untuk menaikkan lagi BBM.
A
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menolak permintaan presiden terpilih Joko Widodo untuk menaikkan harga bahan bakar minyak. Menurut SBY seperti dikemukakan Jokowi, kondisi saat ini kurang tepat untuk menaikkan BBM.

Menanggapi penolakan SBY itu, Jokowi pun bersiap menaikkan harga BBM di awal masa pemerintahannya demi menutup defisit APBN. “Saya siap untuk tidak populer,” kata mantan Wali Kota Solo yang bakal dilantik menjadi presiden pada 20 Oktober itu, Kamis (28/8).

Selama masa pemerintahan SBY, harga BBM sudah empat kali naik. Pada periode pertama SBY memerintah dengan Jusuf Kalla sebagai wakilnya, 2004-2009, harga BBM tiga kali naik. Kenaikan pertama terjadi pada 1 Maret 2005, hanya empat bulan sesudah SBY dilantik menjadi presiden pada 20 Oktober 2004.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu harga BBM dinaikkan karena terjadi lonjakan harga minyak dunia. Premium naik 32 persen dari Rp 1.810 menjadi Rp 2.400 per liter, sedangkan solar naik 27 persen dari Rp 1.650 menjadi Rp 2.100 per liter.

Kenaikan kedua harga BBM pada pemerintahan SBY terjadi pada tahun yang sama, 1 Oktober 2005. Saat itu harga premium naik 87 persen dari Rp 2.400 menjadi Rp 4.500 per liter, dan harga solar naik 105 persen dari Rp 2.100 menjadi Rp 4.300 per liter.

Kenaikan harga BBM selanjutnya terjadi pada 24 Mei 2008. Ketika itu krisis ekonomi global membuat harga minyak melambung. Premium pun naik dari Rp 2.400 menjadi Rp 6.000 per liter.

Namun SBY tak hanya menaikkan harga BBM. Desember 2008, harga BBM turun Rp 500 per liter.  Premium menjadi Rp 5.500 per liter. Dua pekan kemudian, premium turun lagi Rp 500 menjadi Rp 5.000 per liter. Selanjutnya pada 29 Januari 2009, sekitar lima bulan sebelum Pemilu Presiden 2009, harga BBM kembali turun Rp 500 per liter. Premium dan solar menjadi Rp 4.500 per liter.

Harga BBM naik untuk terakhir kalinya di pemerintahan SBY pada 22 Juni 2013. Premium naik menjadi Rp 6.500 per liter, dan solar menjadi Rp 5.500 per liter.

Kini permintaan PDIP dan Jokowi-JK kepada SBY untuk menaikkan harga BBM di akhir masa kepemimpinan SBY ditentang keras oleh Demokrat. Mereka tak mau menaikkan BBM karena tiga hal, yakni tarif dasar listrik baru naik 1 April lalu, SBY tak ingin meninggalkan memori kurang bagus di benak rakyat di penghujung masa jabatannya, dan SBY memang mampu menahan kenaikan BBM.

Wakil Ketua Umum Demokrat Max Sopacua juga menyinggung sikap Megawati di masa lalu yang menahan kenaikan harga BBM menjelang Pemilu 2004. Pada Pemilu Presiden 2004, Megawati dan SBY saling berhadapan di putaran kedua. Pilpres akhirnya dimenangi SBY yang mengantongi 60,62 persen suara.

Di masa pemerintahan Megawati, harga BBM pun sempat naik dua kali. Maret 2002 premium naik dari Rp 1.450 menjadi Rp 1.550 per liter, dan solar naik dari Rp 900 menjadi Rp 1.150 per liter. Tahun berikutnya, Januari 2003, harga BBM kembali naik. Premium menjadi Rp 1.810 per liter dan solar menjadi Rp 1.890 per liter.

Namun Mega juga sempat menurunkan harga BBM. Di tahun 2013, solar turun dari Rp 1.890 menjadi Rp 1.650 per liter.

Era pemerintahan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur juga diwarnai naik-turun harga BBM. Pada awal pemerintahannya, April 2000, BBM turun menjadi Rp 600 per liter. Namun enam bulan kemudian, Oktober 2000, harga BBM naik lagi menjadi Rp 1.450 per liter.

Satu-satunya presiden yang tak pernah menaikkan harga BBM adalah B. J. Habibie. Pemerintahannya yang singkat, 18 bulan, diwarnai oleh tekanan IMF dan gejolak politik di dalam negeri. Namun di masa kepemimpinan mantan Menristek itu, harga BBM justru turun dari Rp 1.200 menjadi Rp 1.000 per liter.

Tentu saja kenaikan harga BBM terbanyak terjadi di masa pemerintahan Soeharto yang terentang panjang, 32 tahun. Kementerian ESDM mencatat, Soeharto 19 kali menaikkan harga BBM. Dari semula Rp 2 liter menjadi Rp 1.200 per liter di akhir jabatannya.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP yang juga anggota Komisi XI Bidang Anggaran DPR Maruarar Sirait menyatakan, kenaikan harga BBM selalu merupakan langkah terakhir untuk menyelamatkan anggaran. Pun jika itu yang nantinya dilakukan pemerintahan Jokowi.

SBY, Sabtu (31/3/2012), mengatakan tidak pernah ada pemimpin Indonesia yang menaikan harga BBM tanpa alasan yang seksama. “Menaikkan harga BBM bukan untuk menyengsarakan rakyat,” kata dia.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER