Jakarta, CNN Indonesia -- Mohammad Soleman Hidayat, Priyo Budi santoso, Agung Laksono, Agus Gumiwang Kartasasmita, Airlangga Hartarto, dan Zainuddin Amali adalah kader-kader senior Partai Golkar yang akan bersaing dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakri dalam bursa pencalonan ketua umum partai beringin tersebut lima tahun kedepan.
Ketua DPP Partai Golkar Indra Bambang Utoyo memprediksi persaingan akan sangat ketat, terlebih hadirnya Agung Laksono dan Airlangga Hartarto. Prediksi Indra atas Agung dan Airlangga bukan asal-asalan, dirinya melihat rekam jejak kedua kader tersebut terbilang paling berpengalaman.
"Yang paling kuat Agung dan Airlangga saya kira. Kader muda tidak kuat," jelas Indra kepada CNN Indonesia, Senin (17/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kader muda yang dimaksud Indra adalah Priyo Budi Santoso, Agus Gumiwang. Bahkan, kader senior Mohammad Soleman Hidayat dan Zainuddin Amali, bukan batu ganjalan berarti bagi Ical. Kekuatan kader muda, Kata Indra, patut diakui oleh Partai Golkar sendiri sebagai suatu pekerjaan rumah yang harus dibenahi. Karena diakui atau tidak, partai Golkar kekuarangan kader muda berkualitas sejak 10 tahun terakhir.
"Perlu diakui, zaman Ical dan JK tidak ada kader muda yang berkualitas. Bukan saya mendukung Ical, tapi secara objektif memang Ical saat ini yang paling kuat."
Minim prestasi moncer di bawah kemudi Ical, seharusnya, sambung Indra, menjadi senjata untuk mencegahnya maju kembali sebagai ketua umum. Namun lagi-lagi, prestasi buruk di bawah kepemimpinan Ical tidak berbarengan dengan munculnya generasi baru baru yang layak duduk di kursi Golkar 1.
"Tidak ada larangan AD/ART, tapi tidak ada kader muda yang cukup kuat. Saya harap Ical membuka pintu selebar-lebarnya bagi calon ketum," papar Indra.
Tidak bisa dipungkiri, Ical sebagai ketua umum sangat diuntungkan jika kembali mencalonkan diri. Fasilitas dan kekuasaan yang dimilikinya menjadi nilai tambah yang tidak dimiliki calon lain. Indra pun mengakui ada dukungan yang cukup besar mengarah agar Ical kembali maju, namun jumlahnya tidak sebesar yang di klaim oleh pemilik PT Lapindo Brantas itu.