Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak lebih 10 hari ke depan Partai Golkar akan menggelar hajatan terbesar lima tahunan untuk mengganti dan mencari kepemimpinan baru. Gelaran yang diputus dalam Rapat Pimpinan Nasional tersebut untuk dipercepat dari sebelumnya Januari 2015, diakui terlalu terburu-buru. Bahkan berkembang wacana penyelenggaraan Munas akan diundur.
"Ya terburu-buru, tapi kan itu keputusan Rapimnas, lebih tinggi dari kesepakatan pleno DPP," ujar politisi Partai Golkar Deding Ishak kepada CNN Indonesia, Jumat (21/11).
Dengan jurus 'kebut semalam' maka muncul konsekuensi yang pasti dilakukan oleh DPP. Deding mengatakan, DPP dipastikan harus menambah jumlah orang dan waktu kerja untuk kelancaran Munas jika benar dilaksanakan pada 30 November.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Buru-buru. Keinginan daerah (DPD I) ingin cepat, ada percepatan. Mungkin sudah dipersiapkan sejak Rapimnas," tuturnya.
Hingga saat ini, Deding, yang juga anggota DPR mengatakan belum mendengar wacana pengunduran waktu Munas. Namun dirinya memaparkan hadir keluhan dari DPP Partai Golkar atas menumpuknya pekerjaan jelang Munas.
"Ada pertanggungjawaban, pembentukan panitia Munas dan lainnya. Sampai sekarang saya belum tahu dilaksanakan di mana, ada Bandung, Surabaya atau Bali," ujarnya.