Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Thohari berdalih bahwa dipercepatnya Musyawarah Nasional Partai Golkar tidak akan membuatnya mundur sebagai calon ketua umum Golkar. Ia malah mengindikasikan cara pencalonan dirinya sebagai ketua umum bisa sama seperti Jusuf Kalla.
"Saya kan belum deklarasi, jadi saya tidak mengatakan tidak mau maju dulu. Lihat saja Pak JK, kan tiga hari saja cukup," ujar Hajriyanto di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (20/11).
Kemudian Hajriyanto bercerita mulai dari proses hingga terpilihnya Jusuf Kalla menjadi ketua umum Golkar periode 2004-2009 lalu. Kemunculan JK saat perebutan kursi Ketua Umum Partai Golkar 10 tahun lalu hanya sehari sebelum pembukaan Munas dan langsung terpilih saat penutupan Munas.
"Dulu kemunculan JK itu cuma tiga hari, Munas dibuka pada hari Selasa, kemudian hari Sabtu Pak JK berembuk dengan tiga orang. Hari Sabtunya, Pak JK meminta izin dengan Presiden SBY saat itu, dan diizinkan. Hari Minggunya makan siang bersama Akbar Tandjung ketum saat itu dan hari Rabu terpilih. Jadi hanya tiga hari," tuturnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dipercepatnya Munas Golkar, membuat dirinya memerlukan pertimbangan lebih lagi untuk memantapkan diri sebagai calon ketua umum. Sungguh disayangkan, Munas yang seharusnya diselenggarakan pada Januari 2015 malah dipercepat menjadi 30 November 2014 karena adanya indikasi untuk mempermudah kemenangan Aburizal untuk kembali menjabat sebagai ketua umum Golkar.
Hajriyanto berharap dalam sembilan hari ke depan ada nama-nama baru yang muncul untuk maju menjadi calon ketua umum. Ia mengaku tidak melihat adanya kesamaan visi yang dimilikinya untuk membangun Golkar dengan para calon ketua umum yang ada saat ini.
Mereka adalah Aburizal Bakrie, MS Hidayat, Priyo Budi Santoso, Airlangga Hartarto, Agus Gumiwang, Zainuddin Amali, dan Agung Laksono.
"Saya sendiri belum begitu melihatnya, mudah-mudahan sembilan hari yang akan datang akan ada yang bisa
overhaul. Siapa tahu nanti muncul figur baru yang lebih menjanjikan," ujar mantan Wakil Ketua MPR ini.
Sebelumnya, MS Hidayat juga menyuarakan hal yang serupa. Dipercepatnya Munas Golkar ini membuatnya harus menahan langkah selanjutnya yang akan ia ambil terkait pencalonan sebagai ketum, apakah tetap bertarung di Munas atau mundur dari pertarungan.
"Saat ini saya masih menganalisa. Dalam satu-dua hari ini akan saya kasih keputusan," tutur Hidayat.