Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari menyatakan tidak akan hadir dalam pelaksanaan musyawarah nasional (munas) IX di Bali 30 November 2014 mendatang. Mantan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ini lebih sepakat pada penyelenggaraan munas pada Januari 2015 di Jakarta.
Alasannya jelas, bahwa munas pada Januari 2015 adalah amanat Munas VIII Golkar di Pekanbaru, Riau tahun 2009. "Diputuskan dalam Munas 2009 dipertegas dalam pleno tanggal 13 (November) lalu yang dimpin oleh ketum (Aburizal Bakrie)," kata Hajriyanto kepada CNN Indonesia, Kamis (27/11).
Namun dalam hitungan hari, keputusan penyelenggaraan munas berubah. Dalam Rapat pimpinan nasional (Rapimnas) ke-7 di Yogyakarta pada 19 November 2014, munas diputuskan dipercepat.
Rapimnas yang dihadiri 34 DPD, 8 organisasi masyarakat dan 2 organisasi sayap ini memutuskan munas akan diadakan pada 30 November hingga 4 Desember di Bandung, Jawa Barat. Belakangan lokasi munas dipindahkan ke Bali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski keputusan rapimnnas, namun tidak semua kader dan pengurus Golkar menaatinya. Mereka yang tidak taat masih berpegang pada keputusan awal yakni Munas VIII di Pekanbaru.
Belakang mereka yang menolak membentuk Tim Penyelemat Partai Golkar. Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono jadi ketua tim ini.
Tim ini menolak munas di Bali dan menyiapkan sendiri munas di Jakarta pada Januari 2015. Hajriyanto yang sempat disebut sebagai salah satu anggota tim mengaku tidak begitu terlibat.
Meski begitu, tokoh Muhammadiyah ini merasa bahwa munas pada Januari di Jakarta lebih pas karena sesuai dengan amanah Munas di Pekanbaru.
Hajriyanto juga menegaskan, ia akan tetap mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Golkar. Namanya adalah satu dari tujuh calon orang nomor satu di partai beringin.
Enam nama lain adalah Agung Laksono, Agus Gumiwang, Priyo Budi Santoso, Zainudin Amali, MS Hidayat, dan Airlanggar Hartarto.