Jakarta, CNN Indonesia -- Musyawarah Nasional Golkar yang mengagendakan pemilihan ketua umum partai itu akan segera digelar. Entah apakah Munas digelar pada 30 November di Bali atau Januari 2015 di Jakarta atau bahkan keduanya, yang jelas para bakal calon ketua umum Golkar telah bergerilya menghimpun dukungan.
Sejumlah nama yang santer disebut bakal maju bertarung memperebutkan kursi nomor satu di partai beringin adalah petahana Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Airlangga Hartarto, Hajriyanto Y Thohari, Agus Gumiwang Kartasasmita, MS Hidayat, dan Zainuddin Amali.
Belakangan, tujuh bakal calon ketua umum Golkar di luar Aburizal berupaya bersatu untuk menjegal sang petahana. Setelah rangkaian kericuhan di kantor Dewan Pimpinan Pusat Golkar, Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono membentuk Presidium Penyelamat Partai Golkar yang beranggotakan antara lain Priyo Budi, Hajriyanto, Zainuddin Amali, Agus Gumiwang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kubu Ical, sapaan Aburizal, mengklaim menguasai mayoritas suara di Golkar. “Ada 38 pemegang hak suara di Munas, terdiri dari Dewan Pimpinan Daerah Golkar dan ormas sayap Golkar, yang menginginkan Ical maju lagi menjadi ketua umum,” kata Wakil Ketua Umum Golkar Fadel Muhammad, Rabu (26/11).
Total ada 554 pemegang hak suara di Munas yang akan menentukan siapa ketua umum Golkar berikutnya. Dari 554 itu, 1 adalah Dewan Pimpinan Pusat Golkar, 33 dari DPD I Golkar tingkat provinsi, 510 dari DPD II Golkar tingkat kabupaten/kota, dan 10 dari ormas sayap Golkar.
Berkampanye dan saling klaim jumlah dukungan suara, menurut Wakil Ketua Umum Golkar Theo L. Sambuaga, merupakan bagian dari dinamika dan menjadi hak para bakal calon ketua umum Golkar. Mayoritas dukungan akan pergi ke calon mana, kata Theo, baru akan terlihat di Munas.
Sambil bercanda, Theo mengatakan apabila jumlah suara yang diklaim para bakal calon ketua umum Golkar itu benar, maka total suara bisa mencapai seribu, tak hanya 554 seperti seharusnya.
“Saya dengar ada bakal calon yang sudah mengumpulkan dukungan sampai 400 suara, lalu Pak Agung 300 suara dan Pak Priyo 300 suara. Nah, kan kalau ditotal lebih dari seribu suara,” kata Theo tertawa. Theo, seperti Fadel, masuk ke kubu Ical.
Sebelumnya, Agung Laksono mengaku mendapat dukungan antara lain dari DPD Golkar Sulawesi Selatan. “Total dukungan sudah lebih dari 50 persen. Ketentuan (untuk mencalonkan diri menjadi ketua umum) kan mengantongi dukungan 30 persen,” kata mantan ketua DPR itu.
Sementara Priyo mengklaim telah mengantongi dukungan resmi dari 380 DPD II Golkar se-Indonesia. Maka target minimal 30 persen suara untuk maju ke pertarungan ketua umum Golkar, ujar Priyo, telah dia kantongi. “
Alhamdulillah. Ada juga dukungan dari DPD I Golkar,” ujar mantan Wakil Ketua DPR itu.
Apakah Ical, Priyo, atau Agung yang bakal memegang mahkota Kerajaan Golkar, akan tergantung pada dinamika internal partai itu di saat-saat terakhir jelang Munas.