Nusa Dua, CNN Indonesia -- Ucapan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) yang meminta kubu Agung Laksono untuk kembali bergabung dengannya di bawah naungan satu Golkar, kontras dengan kenyataan di lapangan ketika Panitia Musyawarah Nasional mengusir Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar Priyo Budi Santoso –yang termasuk kubu Agung– dari arena Munas di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Minggu (30/11).
Dalam pidatonya saat membuka Munas, Ical berkali-kali menyebut nama Agung dan Priyo. Mereka berdua disindir sebagai contoh kader yang melakukan hal inkonstitusional dengan membentuk Presidium Penyelamat Partai Golkar. Lewat Presidium, Agung menonaktifkan Ical dari jabatan Ketua Umum Golkar, mengirimkan surat perubahan kepengurusan DPP Golkar ke Kementerian Hukum dan HAM, dan bakal menggelar munas tandingan pada Januari 2015.
“Saya menyayangkan keputusan sepihak yang membentuk Presidium Penyelamat Golkar. Saya mengajak mereka untuk kembali ke jalan yang benar, ke bawah pohon beringin yang teduh, karena (Presidium) adalah kudeta yang bersifat inkonstitusional,” kata Ical.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan menteri koordinator kesejahteraan rakyat itu juga menyampaikan pesan kepada para rival politiknya, mengisyaratkan dia tak bakal mudah digoyahkan dari singgasana Golkar. Banyaknya pengurus Dewan Pimpinan Daerah I dan II Golkar yang menghadiri Munas Bali disebut Ical menjadi bukti bahwa Golkar, di bawah kepemimpinannya, masih solid.
“Terima kasih kepada kader dan pimpinan Golkar pusat, provinsi, hingga kota dari penjuru tanah air. Kehadiran Saudara membuktikan antusiasme, bahwa Golkar adalah partai solid yang tak bisa dipecah-pecah oleh siapapun,” ujar Ical. Golkar, lanjutnya, adalah pohon beringin rindang yang tak mudah tumbang oleh angin seribut apapun.
Ical mengajak seluruh kader Golkar untuk tak lagi memperpanjang perpecahan dan saling memaafkan untuk membesarkan Golkar. “Bercerai kita runtuh dan akan kehilangan arah,” kata dia.
Namun entah kepada siapa ajakan saling memaafkan itu ditujukan. Sebab di luar ingar-bingar ruangan Munas, Priyo Budi Santoso justru tak diperbolehkan masuk. “Priyo sempat datang, tapi diusir,” kata Ketua Mahkamah Partai Golkar, Muladi, usai pembukaan Munas Golkar.
Menurut Muladi, Priyo datang ketika kegiatan Munas telah dibuka. “Mungkin (tak boleh masuk) karena dia telah melakukan pemecatan terhadap Pak Aburizal sebagai ketua umum partai,” kata Muladi. (Baca:
Tim Penyelamat Golkar Nonaktifkan Ical)
Padahal sebelum Munas dibuka, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham –yang berada di kubu Ical– mengatakan Munas Bali terbuka lebar menyambut kedatangan kubu Agung.
Untuk diketahui, sejumlah tokoh Golkar yang tergabung dalam kubu Agung saat ini juga berada di Bali. Mereka mulai tiba Minggu siang di Pulau Dewata. Selain Agung dan Priyo, ada pula Zainal Bintang dan Wasekjen Golkar Leo Nababan.
Menurut Zainal, semua mereka akan berkunjung ke Munas Golkar di Hotel Westin. Namun mereka ditolak dengan alasan merupakan Presidium Penyelamat Golkar yang nyata-nyata menentang Ical.
Agung Laksono yang dihubungi pagi ini, Senin (1/12), menyatakan masih menggelar rapat bersama rekan-rekannya. Agung sebelumnya menolak Munas Bali karena ia anggap sejak awal tak demokratis dan hanya disekenariokan untuk kembali memenangkan Ical sebagai ketua umum Golkar.