Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Golkar kubu Agung Laksono mengganti jargon partai yang telah 50 tahun dikenal mewakili partai beringin ini, 'Suara Golkar Suara Rakyat'. Saat ini slogan tersebut diubah menjadi 'Suara Rakyat Suara Golkar'.
"Kami sudah ubah
tagline 'Suara Golkar Suara Rakyat' menjadi 'Suara Rakyat Suara Golkar'," ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar bidang Kominfo dan Penggalangan Opini Leo Nababan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (17/12).
Hal itu disampaikannya sebagai salah satu permintaan agar adanya kesamaan persepsi di antara kedua kubu yang berseteru di internal Golkar yakni kubu Agung Laksono dengan kubu Aburizal Bakrie. Permintaan lainnya adalah kesamaan persepsi untuk mendukung pemerintah sebagai tertuang dalam doktrin Partai Golkar. Menurutnya, persamaan persepsi ini perlu dilakukan sebelum adanya pertemuan di antara juru runding kedua kubu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kubu Agung Laksono lebih memilih cara islah melalui juru runding, tidak melalui Mahkamah Partai, dengan alasan pada saat ini Mahkamah Partai yang merupakan hasil dari Musyawarah Nasional Riau pada 2009 lalu sudah dinonaktifkan dengan adanya Munas Bali dan Munas Ancol.
Hal tersebut juga didukung oleh Ketua DPP Ibnu Mundzir. "Kalau dua-duanya Munas diakui, berarti ada dua mahkamah partai. Maka jalan keluarnya kali tunjuk tim perunding," tuturnya.
Pada pukul 14.00 WIB, rencananya kubu Agung Laksono akan melakukan rapat pleno pembentukan tim runding siang ini di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta. Selain pengurus DPP, akan hadir pula Dewan Pertimbangan yang akan dilibatkan dalam pembahasan sikap tersebut. Siswono Yudo Husodo adalah orang yang ditunjuk dan bersedia menjadi Ketua Dewan Pertimbangan kubu Agung Laksono.