Golkar Sebut Jokowi Sebagai 'The Shadow President'

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Senin, 02 Feb 2015 16:48 WIB
Julukan itu disandangkan kepada Presiden Joko Widodo lantaran keputusan yang dibuatnya kerap terindikasi dipengaruhi orang lain.
Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya memberikan keterangan kepada wartawan terkait ketidakhadiran Komjen Pol. Budi Gunawan ke KPK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (30/1). Menurut Ketua DPP Partai Golkar versi Munas Bali tersebut seharusnya Budi Gunawan memenuhi panggilan KPK dan memberikan semua keterangan sehingga beban yang dimiliki Jenderal bintang tiga itu akan berkurang. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Tantowi Yahya menilai Presiden Joko Widodo belum menjadi the real President selagi memerintah selama tiga bulan terakhir. Hal tersebut disampaikannya karena dia melihat, Presiden Jokowi terlihat ragu-ragu dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kepentingan partai politik.

"Sejarah terulang kembali, Presiden Jokowi menjadi Presiden Peragu yang kemudian menjadi The Shadow President," kata Tantowi dalam acara paparan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) di Jakarta, Senin (2/2).

Oleh sebab itu, Wakil Ketua Komisi I ini memandang, Jokowi yang selama tiga bulan terakhir diharapkan menjadi presiden sebenarnya justru seakan memposisikan diri sebagai 'Presiden Bayangan' lantaran keputusannya terindikasi dipengaruhi orang lain. "Akibatnya, masyarakat kini semakin tahu siapa 'the real president'," ujar dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Tantowi pun membandingkan Jokowi dengan Susilo Bambang Yudhoyono. Dia mengatakan SBY juga menjadi Presiden Peragu pada saat memerintah selama satu dekade. Menurutnya, keragu-raguan tersebut timbul karena SBY sangat berhati-hati agar keputusan yang diambil tidaklah melanggar undang-undang.

"SBY sangat berhati-hati karena takut melanggar undang-undang, maka ketika diputuskan, itu sudah tidak relevan lagi. Tapi, ketika Jokowi mendapat dukungan besar dari publik, dia menjadi peragu karena takut pada orang-orang yang membuat dia sebagai presiden," tegasnya.

Kendati demikian, dia menilai, Presiden Jokowi masih memiliki ketegasan dalam membentuk kebijakan di pemerintahannya. Namun, itu hanyalah kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan publik.

"Ketika menyangkut keputusan publik, dia tegas. Dia bakar kapal, dia eksekusi mati pengedar narkoba. Tapi ketika menyangkut kepentingan partai politik, beliau menjadi tokoh yang sangat tidak konsisten," katanya. (meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER