Dengan pilihannya untuk tetap menjadi menteri, imbuh Puan, maka ia tak akan mengurusi partai berlambang banteng bermoncong putih itu. "Ya tidak (mengurusi partai), karena nonaktif, kemudian saya fokus kepada eksekutif," kata dia.
Ia memastikan, jabatan yang akan ditinggalkannya itu pun tidak akan digantikan oleh siapapun. "Ya enggak digantikan. Begitu saja. Nonaktif," ujar dia. Dengan demikian, ucap Puan, maka keseluruhan partai yang akan menjalankan fungsinya itu.
Meski begitu, Puan belum bisa memastikan bahwa keputusannya partainya itu akan efisien atau tidak. "Ya efisien atau tidaknya itu tergantung bagaimana jalannya. Pak Jokowi dan Pak JK sudah memahami dan sudah setuju," kata dia. (Lihat Fokus: Kongres Partai Penguasa)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat pembentukan Kabinet Kerja, Jokowi menyatakan bahwa salah satu syarat menterinya adalah tidak rangkap jabatan di partai. Syarat itu diucapkan Jokowi karena dia ingin semua menterinya fokus pada pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya di kementerian yang dipimpin masing-masing.
Itu mengapa, misalnya, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo langsung mengundurkan diri begitu ditunjuk Jokowi jadi Mendagri. Atau pun Sekjen PKB Imam Nahrowi pun langsung mundur begitu disebut sebagai Menpora.
Sebelumnya, Mega telah mengumumkan kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat PDIP periode 2015-2020. Dalam kepengurusan tersebut, terdapat dua posisi yang diisi anak Megawati. "Ketua Bidang Politik dan Keamanan Puan Maharani, tapi saya nonaktifkan," kata Megawati saat mengumumkan kepengurusan DPP PDIP.
Selain Puan, anak Megawati lainnya yang juga mengisi kepengurusan DPP PDIP adalah Muhammad Prananda Prabowo yang menjabat ketua bidang ekonomi kreatif. (Baca juga: Prananda Prabowo Sosok Pengendali Belakang Layar PDIP).