Surabaya, CNN Indonesia -- Petinggi Partai Demokrat memperingatkan kelompok manapun agar tak mencoba mengacau Kongres IV Demokrat yang direncanakan dibuka esok malam, Selasa (12/5), di Hotel Shangri-La, Surabaya, Jawa Timur.
“Kongres Demokrat akan dilaksanakan di Hotel Shangri-La. Saya ulangi sekali lagi, Shangri-La. Kalau ada Kongres di luar Shangri-La itu ilegal,” kata Ketua Harian Partai Demokrat sekaligus Panitia Kongres, Syarif Hasan, di lokasi Kongres Demokrat, Hotel Shangri-la, Jalan Mayjend Sungkono, Surabaya, Senin (11/5).
Minggu kemarin (10/5), sekelompok kader Demokrat yang menamakan diri Kaukus Penyelamat Partai Demokrat berencana menggelar pertemuan di Hotel Java Paragon, Surabaya, yang juga berlokasi di Jalan Mayjend Sungkono, bahkan berhadap-hadapan dengan Hotel Shangri-La yang hari ini telah ramai didatangi kader Demokrat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut informasi dari Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Ramadhan Pohan, pertemuan di Hotel Java paragon itu telah digagalkan oleh Kepolisian. (Baca:
Pendukung SBY Siap Lawan Pengacau Kongres)
Melalui Kongres IV, Demokrat berharap dapat berjaya kembali pada Pemilu 2019. “Sekarang terjadi penurunan perolehan suara Demokrat dari Pemilu 2009 ke 2014. Pada Pemilu 2014, Demokrat hanya meraih 10,9 persen. Pemilu mendatang, 2019, minimal perolehan suara Demokrat kembali seperti saat Pemilu 2009, yakni 20,9 persen. Demokrat harus rebound,” kata Wakil Ketua Umum Demokrat Agus Hermanto yang juga adik ipar Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
“Lima tahun ke depan, Insya Allah Demokrat jadi pemenang pemilu lagi. Itu pasti,” kata Syarif mengemukakan keyakinannya akan masa depan Demokrat.
Setelah ketua umum terpilih, ujar mantan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah itu, Demokrat akan segera menggelar konsolidasi, termasuk mematangkan persiapan menghadapi pemilihan kepala daerah serentak yang digelar akhir 2015.
Sejauh ini SBY masih menjadi kandidat terkuat Ketua Umum Demokrat. Oleh sebab itu aklamasi dalam pemilihan ketua umum amat mungkin terjadi. (Baca:
Motif SBY Mau ‘Turun Level’ dari Presiden ke Ketua Umum)
(agk)