Jakarta, CNN Indonesia -- Kader senior Partai Golkar Hutomo Mandala Putra berkicau melalui akun Twitter-nya @HutomoMP_9 terkait hasil islah yang dilakukan oleh dua kubu berseteru Agung Laksono dan Aburizal Bakrie yang difasilitasi Jusuf Kalla sebagai juru damai.
Dalam kicauannya, Tommy pesimis jika perdamaian bisa tercapai dalam waktu dekat. Ia lebih memilih sebutan gencatan senjata ketimbang kata perdamaian, karena, seperti diketahui perdamaian di tubuh Golkar hanya berlaku jelang pemilihan kepala daerah serentak 2015. (Baca juga:
Hasil Pilkada akan Tentukan Kelanjutan Islah Golkar)
"Baru kali ini saya mendengar ada perdamaian sementara partai. Itu bukan islah tapi gencatan senjata sebutan yang lebih pantas," ciut Tommy, Selasa (26/5) pagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, ia pun berkomentar jika musyawarah nasional luar biasa dianggap menjadi jalan satu-satunya untuk penyelamatan partai. Munculnya wacana 'islah sementara' secara mendadak, dianggap putera bungsu Presiden ke-2 RI Soeharto ini dikarenakan para pengurus yang ada tak ingin adanya gelaran Munaslub. (Baca juga:
Belum Jelas Kepengurusan Golkar Selama Islah Pilkada)"Munaslub jadi satu-satunya jalan penyelematan Golkar dan kepemimpinan partai yang berkualitas. Mendadak islah sementara, itu karena takut dengan MLB," ujarnya.
Tommy di akun twitternya @HutomoMP_9 memang aktif berkicau soal kisruh Golkar. Pada 21 Mei 2015 lalu, setidaknya, ada enam kicauan, lima kicauan diberi nomor dan satu tidak, yang disampaikan di lini masanya di hari di mana bapaknya lengser. Kicauan itu berpusat soal dorongan Tommy agar Golkar menggelar munas luar biasa (MLB).
Kicauan Tommy dibuka, “1. Untuk teman DPD1-2 apa masih serius mau ikut Pemilu kada, saat ini kejelasan masih semu, Ingat tanpa adanya MLB tidak mungkin bisa ke KPU.” “2. Mereka Masih Asyik goreng Sana Sini, Sementara Kepastian Pilkada Bagi DPD1,2 masih tidak jelas, Ayo bangun dari tidur sebelum terlambat,” “3. Teman2 DPD1,2 Harus berani Demi eksistensi Kader daerah Yang akan Maju Pilkada Nanti, Mari Persiapkan Munas Luar Biasa Golkar,”.
“4. Saya Siap menfasilitasi MLB Golkar Jika Memang Harus begitu, demi menyelamatkan Partai dan Kader yang akan Maju Pilkada Nanti.” “5. Silakan Koordinasi, Mari Kita adakan Munas Luar Biasa Golkar, Golkar Harus Ikut Pilkada, Tidak Ada Alasan utk melarang Golkar Maju Pilkada.
Sementara satu kicauan yang tidak diberi nomor, Tommy yang juga pebalap nasional itu menyatakan, “Hanya ada dua pilihan untuk meloloskan Partai Golkar memperjuangkan kader2 terbaik menuju PILKADA” ISLAH Atau Munas Luar Biasa secepatnya.”
Belakangan, Tommy di twitternya menunjukkan perhatian yang luar biasa terhadap Golkar yang tengah berkonflik. Ketua Tim Sukses Tommy di Munas Golkar Riau 2009, Justiani menyatakan perhatian Tommy terhadap Golkar karena Tommy ingin menyelamatkan partai berlambang pohon beringin itu. Tommy, sebut Justiani, melihat Golkar adalah warisan dari bapaknya yang harus dijaga dan dirawat. “Karena itu, Mas Tommy cinta sekali dengan Golkar,” kata Justiani.
Tommy pun mengaku telah membicarakan dan merancang kebijakan strategis bagi partai yang dibicarakan bersama Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung semalam. "Rapat dewan pertimbangan tadi malam yang diketuai AT memutuskan kebijakan yang strategis bagi partai."
Usul Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Munas Bali Akbar Tandjung agar partai beringin tetap menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa sebagai mekanisme penyelesaian konflik, ditolak kubu Agung Laksono maupun Aburizal Bakrie. (Baca juga:
Islah Golkar Hanya untuk Pilkada, Soal Hukum Tetap Jalan).
Ada sejumlah alasan yang mendasari penolakan kedua kubu, di antaranya soal besarnya biaya. “Munaslub itu tidak murah. Dewan Pimpinan Pusat mana yang mau menanggung (biayanya)?” kata Sekretaris Jenderal Golkar Munas Ancol Zainudin Amali, Senin (25/5).
Selain itu, ujar Amali, siapa saja nantinya yang akan dijadikan panitia penyelenggara Munaslub? “Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Golkar kan mengatur penyelenggaranya Dewan Pimpinan Pusat. Saya dengar mereka (kubu Munas Bali) juga menolak Munaslub. Kalau kedua kubu menolak, pelaksananya siapa?” ujar Amali. (Baca juga:
Komisi II DPR Lanjutkan Proses Usulan Revisi UU Pilkada)Berdasarkan keputusan Mahkamah Partai Golkar, Munaslub selambatnya digelar Oktober 2016. Namun Amali mempertanyakan siapakah gerangan yang bakal mengikuti Munaslub itu. Pasalnya, kepengurusan Golkar hasil Munas Riau 2009 –yang diakui berdasarkan putusan terakhir Pengadilan Tata Usaha Negara– telah terbelah antara kubu Munas Bali dan Ancol.
(pit)