Salim Said: Jangan Terlalu Dewakan Bung Karno

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Sabtu, 06 Jun 2015 10:44 WIB
Pengamat militer Salim Said meminta masyarakat untuk tidak terlalu mendewakan Soekarno sebagai sosok yang paling berjasa bagi bangsa Indonesia.
Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat PDIP Ahmad Basarah memberikan keterangan pers terkait rencana pelaksanaan kongres partai tersebut di Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan (7/4). (ANTARA/Andika Wahyu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat militer Salim Said meminta masyarakat untuk tidak terlalu mendewakan Soekarno sebagai sosok yang paling berjasa bagi Indonesia. Sebagai seorang presiden, Soekarno memiliki kekurangan dalam memimpin bangsa Indonesia.

"Soekarno memang was a great man, tapi jangan terlalu mendewakan Bung Karno, orang-orang harus tahu mana saja jasa-jasa bung karno," ujar Salim dalam suatu diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (6/6).

Salim menuturkan bahwa sebagai pemimpin, Bung Karno memang memenuhi persyaratan untuk menciptakan dan membangun Indonesia menjadi suatu bangsa yang merdeka. (Baca juga: Diundang Makan Siang, Salim Said Pertanyakan Duet Jokowi-JK)

Namun, Bung Karno dianggap juga memiliki kekurangan dalam mengelola Indonesia sehingga menimbulkan krisis-krisis kepemerintahan yang berdampak pada lahirnya peristiwa-peristiwa penting di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Soekarno hidup dalam rentetan waktu, benar jika dianggap sebagai bapak bangsa, tapi Soekarno adalah seorang aktivis yang membangun Indonesia, sehingga pada sistem politik parlementer dirinya ikut campur tangan," ujar Salim menjelaskan.

Lebih lanjut, Salim menilai intervensi politik Bung Karno pada sistem parlementer Indonesia kala itu menciptakan peristiwa Gerakan September Tiga Puluh (Gestapu). Ia menganggap karena krisis politik tersebut, Partai Komunis Indonesia (PKI) memanfaatkan celah dari konflik antara parlemen dengan pemerintah dahulu.

Salim mengatakan bertepatan pada hari kelahiran Bung Karno pada yang jatuh pada 6 Juni, ia meminta masyarakat Indonesia untuk memilah kembali informasi sejarah tentang Bung Karno dengan baik, agar nantinya pendewaan terhadap sosok presiden pertama Indonesia tidak terjadi lebih lanjut. (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER