Ketua MPR Zulkifli Hasan Dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Senin, 28 Sep 2015 16:15 WIB
Zulkifli dianggap melanggar etik saat melawat ke China sekitar 10 hari lalu. Ketika itu di sebuah forum, Zul mengajak investor China untuk berinvestasi di RI.
Ketua MPR Zulkifli Hasan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan oleh tiga orang anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang mengaku berasal dari Kaukus Indonesia Hebat, Senin (28/9).

Ketiga anggota DPR itu menganggap Zul –panggilan akrab Zulkifli– telah melanggar etik saat melawat ke China sekitar 10 hari lalu. Zul dinilai mengeluarkan ucapan tak patut ketika menghadiri forum investasi di Negeri Tirai Bambu itu, yakni saat mengajak investor China menanamkan modal di Indonesia.

Tiga pelapor tersebut adalah Syarif Hidayatullah, Willy Kurniawan, dan Arif Rahman. Mereka datang ke Mahkamah Kehormatan Dewan sekitar pukul 13.30 WIB dengan membawa sejumlah dokumen untuk diserahkan kepada pimpinan MKD.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun ketika ketiganya masuk ke dalam ruangan MKD, kericuhan sempat terjadi karena mereka dihalangi oleh petugas Pengamanan Dalam DPR. Syarif, Willy, dan Arif diminta untuk menyampaikan pengaduan atas Zulkifli ke Sekretariat MKD sesuai prosedur, bukan langsung kepada pimpinan MKD.

Saat itu di ruangan Mahkamah Kehormatan Dewan terdapat Ketua MKD Surrahman, Wakil Ketua Junimart Girsang dan Sufmi Dasco Ahmad, serta anggota MKD lainnya seperti Sarifuddin Sudding.

Untuk menghindari kekisruhan lebih lanjut, ketiga pelapor diberi waktu oleh Junimart untuk menyerahkan laporan mereka. Salah satu dari tiga pelapor, Willy, akhirnya masuk ke ruangan MKD untuk menyampaikan pengaduan soal Zulkifli Hasan.

“Soal kunjungan Ketua MPR ke Beijing. Kehadiran beliau terkait forum mengajak investasi," kata Kurniawan di ruang MKD, Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.

Anggota Kaukus Indonesia Hebat lainnya, Arif Rahman, meminta dia dan rekan-rekannya dari Kaukus diberi perlakuan yang sama dengan tujuh anggota DPR yang melaporkan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon ke MKD beberapa waktu lalu.

Arif juga berharap laporan yang ia layangkan segera diproses. "Saya ingin laporan ini ditindaklanjuti untuk dilakukan pemanggilan segera, karena posisi kami sebagai warga negara sama dengan tujuh anggota Dewan yang melaporkan (Setya dan Fadli)," ujarnya.

Junimart lantas menerima laporan itu dan mengatakan akan menindaklanjuti dengan melakukan verifikasi. "Kami sudah terima (laporannya), nanti diverifikasi sesuai mekanisme. Tunggu panggilan dari kami. Kalau sesuai, kami verifikasi," kata dia.

Setelah laporan mereka diterima, ketiga anggota Kaukus Indonesia Hebat itu kemudian keluar dari ruangan MKD dengan paksaan dari petugas Pamdal DPR. Hal itu berlanjut saat mereka akan membuat pernyataan ke media.

Petugas Pamdal DPR sempat menghalangi ketiganya sehingga adu mulut tak terelakkan. Namun akhirnya Syarif, Willy, dan Arif tetap bisa menggelar konferensi pers.

Kurniawan mengatakan ajakan Zulkifli kepada investor China untuk berinvestasi di RI, di luar wewenang dia sebagai Ketua MPR, sebab tugas dan wewenang itu mestinya berada di lembaga eksekutif.

Selain itu, Kurniawan berpendapat Zulkifli yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional telah merendahkan harkat dan kewibawaan lembaga negara. Meski demikian, Kurniawan mengakui Indonesia memang butuh investasi di tengah perlambatan ekonomi saat ini.

"Jangan gunakan bahasa yang merendahkan dan mengemis. (Jangan) bahasa karpet merah, bahasa mengemis," kata Kurniawan.

Sementara Syarif memprotes proses penerimaan pengaduan mereka yang ia nilai diskriminatif. "Kami sempat ditarik-tarik. Harusnya kami sebagai rakyat diutamakan dan mendapat perlakuan yang layak," kata dia.

Syarif, Willy, dan Arif akhirnya membubarkan diri setelah mendatangi Sekretariat MKD untuk meminta tanda terima. Petugas Pamdal DPR yang semula berjaga di depan ruang MKD juga melonggarkan pengamanannya. (agk)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER