Setya Novanto Dinilai Berat Maju Jadi Calon Ketum Golkar

Basuki Rahmat | CNN Indonesia
Sabtu, 27 Feb 2016 21:32 WIB
Para kader diingatkan pentingnya para calon ketua umum yang akan bertarung nanti mempunyai PLDT yaitu prestasi, loyalitas, dedikasi, dan tidak tercela.
Setya Novanto ikut maju dalam perebutan kursi ketua umum Partai Golkar di Munas Partai Golkar April 2016. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus senior Partai Golkar Ibrahim Ambong menilai bakal majunya Setya Novanto dalam perebutan kursi ketua umum Partai Golkar akan sulit mendapat dukungan suara yang besar dalam musyawarah nasional April mendatang.

“Saya lihatnya agak berat karena pandangan publik juga kurang bagus terhadap dia (Setya Novanto). Di internal Golkar sendiri berkembang berbagai opini yang kurang bagus soal dia (Setya Novanto),” ujar Ibrahim kepada CNN Indonesia.com, Sabtu (27/2).

Ibrahim mengingatkan pentingnya para calon ketua umum yang akan bertarung di musyawarah nasional nanti mempunyai PLDT yaitu prestasi, loyalitas, dedikasi, dan tidak tercela. “PLDT itu yang harus diperhatikan,” kata Ibrahim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibrahim mengatakan perkara pelanggaran etik Setya Novanto saat menjabat ketua DPR menjadi perhatian luas masyarakat. “Berita-beritanya ramai melalui sidang di Majelis Kehormatan Dewan DPR waktu itu,” ucap Ibrahim.

Eks Duta Besar di Chile itu menyatakan bahwa perkara Setya Novanto di MKD tersebut menjadi hal yang tidak bagus bagi Partai Golkar. “Dalam pengertian setelah kejadian itu untuk menjaga citra Partai Golkar,” tutur Ibrahim.

Namun demikian, ujar Ibrahim, siapapun dapat mencalonkan diri sebagai calon ketua umum sejauh memenuhi persyaratan, termasuk Setya Novanto meskipun faktor PLDT juga harus tetap diperhatikan.

“Dia (Setya Novanto) juga sudah pergi kemana-mana mencari dukungan untuk maju sebagai salah satu calon ketua umum di munas nanti,” kata mantan Ketua Komisi I DPR ini.

Waspada Politik Uang

Ibrahim Ambong yang duduk sebagai anggota Dewan Pembina Partai Golkar mengakui praktik politik uang terjadi di partainya dalam ajang pemilihan ketua umum. Politik transaksional itu bahkan sudah cukup lama terjadi di Partai Golkar.

“Politik uang di Partai Golkar sudah ada sejak Era Reformasi. Itu tidak bisa diingkari,” kata Ibrahim.

Ibrahim mengatakan politik uang memang tidak bisa dibuktikan namun sangat bisa dirasakan dalam setiap pemilihan ketua umum. Hal tersebut berdasarkan laporan-laporan dan juga dari pihak yang mengakui soal adanya politik uang.

“Kami berharap dalam penyelenggaraan munas nanti tidak ada lagi yang namanya politik uang,” kata Ibrahim.

Dia menambahkan setiap pemilik suara dalam munas perlu memperhatikan rekam jejak dari setiap calon ketua umum. “track record-nya harus dilihat bagaimana, bagus atau tidak,” ujar Ibrahim.

Ibrahim menekankan pentingnya rekam jejak calon ketua umum agar nantinya bisa membawa kebangkitan Partai Golkar yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami kemerosotan. “Ketua umum yang barus harus bisa mengembalikan kejayaan Partai Golkar,” ucapnya.

Sejauh ini ada sejumlah nama yang maju sebagai bakal calon ketua umum di antaranya Setya Novanto, Mahyudin, Ade Komarudin, Airlangga Hartarto, Aziz Syamsuddin, Idrus Marham, dan Syahrul Yasin Limpo. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER