Jakarta, CNN Indonesia -- Bendahara Fraksi Partai Golkar Robert Kardinal, menganggap dugaan tanda tangan palsu Setya Novanto dalam rapat paripurna, sebagai bentuk permainan politik jelang musyawarah nasional (Munas) partai berlambang beringin itu.
Robert yakin Setya Novanto yang menjabat ketua fraksi mustahil menitipkan tanda tangannya dalam absensi paripurna pada Selasa (23/2/2016). Tindakan pemalsuan itu, kata Robert akan merugikan Setya sendiri.
"Mungkin ada yang sengaja, kita tidak tahu namanya politik," kata Robert di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (26/2/2016).
Menurut kolega Setya, ketidakhadiran mantan Ketua DPR tersebut dalam rapat paripurna merupakan hal wajar. Bahkan, kata dia, ketua fraksi partai lain juga jarang hadir di rapat paripurna kecuali agenda penting.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi buat apa dia suruh palsukan tanda tangan? Saya kira itu pasti ada main-main. Tapi saya katakan tidak usah peduli, jalan sesuai apa adanya saja, ngapain diambil pusing," ujar Robert.
Adapun Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan Sufmi Dasco Ahmad menuturkan pihaknya akan membahas dinamika tanda tangan bekas Ketua DPR Setya Novanto di rapat pimpinan yang akan digelar pekan depan. Namun, dia masih belum dapat memastikan kapan rapat pimpinan digelar.
"Ini mau dirapatkan dulu. Soal tandatangan, ini kan isu politiknya dinamis," ujar Sufmi Dasco Ahmad saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (25/2).
Setya Novanto adalah salah satu bakal calon Ketua Umum Partai Golkar di Munas mendatang. Salah satu agenda utama Munas selain rekonsiliasi adalah memilih pengganti Aburizal Bakrie.
Beredarnya tandatangan absensi rapat paripurna, diawali dari cuitan akun @LalaBinal di media sosial twitter. Dalam cuitannya dia mengunggah foto sebuah tanda tangan di kolom absen Setya. Namun, pada waktu bersamaan dengan rapat paripurna, tampak foto Setya sedang berada di Sulawesi Utara.
(yul)