Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memutuskan untuk menjadikan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah DKI Jakarta Heru Budi Hartono sebagai calon wakil gubernur, setelah Djarot Saiful Hidayat tak kunjung diberi izin oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Bahkan, Basuki mengungkapkan bahwa Djarot tak berani untuk keluar dari PDIP.
"Saya sudah katakan pada Pak Djarot dan beliau juga tak berani keluar dari PDIP kan," kata Basuki saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (7/3).
Basuki pun memaklumi keputusan Djarot yang tak bisa mundur dari PDIP apalagi dia bukan hanya kader biasa di partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut. Sebagai catatan, Djarot terdaftar sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP periode 2015-2020.
Ahok, sapaan Basuki, pun mengatakan keputusan dia memilih Heru tak lepas dari permintaan kelompok Teman Ahok yang ingin sang gubernur segera memilih nama cawagub pilihannya. Karena merasa tak ada rekam jejak buruk, maka pilihan pun jatuh pada Heru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah siapkan mental dan kami hargai anak-anak (Teman Ahok) yang kerja tanpa uang. Saya tak mau mereka patah semangat," ujarnya.
Sementara itu Djarot Saiful Hidayat saat dikonfirmasi mengatakan bahwa dirinya memang tak bisa keluar dari PDIP. Menurut dia, ada prinsip yang berbeda antara partai politik, relawan, dan unsur independen.
Ditambah lagi, Djarot menegaskan dia bukan hanya kader biasa di PDIP karena dia adalah pengurus partai di tingkat pusat. "Saya menjadi anggota partai bukan satu-dua tahun, saya bukan anggota biasa," kata Djarot.
"Saya masih percaya bahwa negara yang demokraris ini membutuhkan partai politik."
Sebelumnya, saat status Djarot Saiful Hidayat belum jelas, Ahok ternyata telah mempersiapkan calon wakil gubernur yang lain.
"Jika Pak Djarot tak mendapat izin maka saya mungkin akan memilih Pak Heru," kata Ahok saat ditemui di Pasar Induk Kramat Jati, Jumat (4/3).
Heru yang disebut oleh Ahok merupakan salah satu pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dia, Heru Budi Hartono, adalah Ketua Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah DKI Jakarta.
Ahok menjelaskan pemilihan Heru sebagai opsi kedua calon wagub DKI Jakarta pilihannya adalah untuk membuktikan ke masyarakat bahwa ada PNS di DKI Jakarta yang jujur. Selain itu, Ahok mengaku dirinya percaya dengan kinerja Heru, bahkan Presiden Indonesia Joko Widodo pun mengenal Heru.
Namun, Ahok menegaskan pilihannya jatuh ke Heru tidak berhubungan dengan statusnya yang kenal dengan Jokowi. "Karena pak Heru kemungkinan besar tak ada masalah yang lain," kata dia.
"Saya sudah percaya pada beliau dan kebetulan Pak Jokowi kenal baik."
(sip/sip)