Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah beberapa hari lalu Ade Komarudin meminta restu untuk maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golongan Karya, kali ini Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla didatangi Idrus Marham dengan tujuan yang sama.
Idrus tiba di Istana Wakil Presiden Indonesia setelah salat Jumat dan berniat menemui Jusuf Kalla secara tertutup. Namun karena dia datang sesaat setelah Jusuf Kalla melakukan jumpa pers dengan wartawan, Idrus Marham pun tak bisa menghindar.
"Waduh mati kita, ini ujian pertama," ujar Idrus saat diajak Jusuf Kalla masuk ke ruang jumpa pers, Jumat (22/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Idrus menyebutkan ada dua misi yang dia bawa ke Istana Wakil Presiden, yaitu memberikan buku yang dia tulis serta meminta restu dari Jusuf Kalla untuk maju sebagai calon Ketum Partai Golkar.
"Saya menghadap beliau baik sebagai senior Partai Golkar maupun Wakil Presiden Indonesia," kata Idrus.
"Di hari yang baik ini saya juga meminta barokah dari beliau untuk dapat menjadi Ketua Umum Partai Golkar."
Terkait dengan kedatangan Idrus Marham, Jusuf Kalla mengatakan bahwa dirinya tak memiliki kewenangan untuk memberikan suara karena dia tak punya hak pilih di munaslub nanti.
"Saya kan tak punya hak pilih, jadi biarkan anggota lah," kata Jusuf Kalla.
Sebelumnya Ade Komarudin bertamu ke Kantor Wakil Presiden Indonesia untuk menemui Jusuf Kalla. Selain membahas soal perundang-undangan, kedatangan Ade juga sedikit membahas soal masa depan Partai Golkar.
"Saya mohon arahan beliau sebagai senior dan tentu saja sebagai calon ketua umum mohon doa restu," kata Ade saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Rabu (20/4).
Ini bukan pertama kalinya Ade melakukan "safari" politik ke sesepuh Partai Golkar. Sebelum menemui Jusuf Kalla, Ade sudah pernah menyambangi BJ. Habibie serta bersafari ke beberapa DPD Partai Golkar di daerah.
Ade menjelaskan, dalam pertemuan yang berjalan cukup lama tersebut dirinya meminta masukan soal bagaimana membangun Partai Golkar ke depan. Selain itu, Jusuf Kalla juga memberikan saran perihal hak suara bagi para peserta Munaslub nanti.
(obs)