Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah yang belum lama ini didepak oleh partainya sendiri, punya peluang masuk Demokrat. Kemungkinan itu dikemukakan oleh Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarif Hasan.
“Semua masyarakat Indonesia kalau bisa jadi Demokrat," kata Syarif di sela International Conference of Asian Political Parties yang digelar di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Sabtu (23/4).
Fahri yang dipecat oleh Dewan Pimpinan Pusat PKS sebelumnya mengatakan ingin berdiskusi dengan Susilo Bambang Yudhoyono –yang notabene Ketua Umum Partai Demokrat– tentang cara menghadapi kritik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fahri bahkan mengatakan telah membuat janji temu dengan SBY, namun belum terealisasi. Agenda SBY, menurut Syarif, memang padat.
Secara terpisah, Fahri mengatakan sering mengkritik SBY pada periode awal pemerintahan sang Presiden keenam RI itu, yakni tahun 2004. Kritik dilontarkan Fahri terlepas dari posisi PKS yang merupakan koalisi pemerintahan SBY.
Fahri berkata, kritik merupakan salah satu cara anggota DPR menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.
"Dulu saya kritik, itu manfaatnya agar pemerintah waspada. Bukan kami benci. Sehingga hasilnya baik," ucap Fahri.
Politikus asal daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat itu mengatakan, saat ini dia tidak lagi mengkritik SBY karena yang bersangkutan sudah bukan presiden lagi.
“Nanti kalau Pak Jokowi sudah pensiun, saya puji-puji dia juga,” ujar Fahri.
Salah satu alasan PKS memecat Fahri Hamzah ialah karena kritiknya kepada pemerintahan Jokowi dianggap terlalu kontroversial. Salah satunya ialah ketika dia mengatakan ingin membubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi.
(agk)