Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ade Komarudin meminta agar tak ada yang diistimewakan di partai beringin. Hal itu menyusul terbitnya Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly yang mengesahkan kepengurusan hasil Munas Bali 2014-2019, Selasa (26/4).
Menurutnya, terbitnya SK harus dijadikan momen untuk menyatukan kembali Golkar setelah diterpa konflik dualisme selama lebih dari setahun. Dia berpendapat, kedudukan kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono saat ini sudah setara.
"Jadi, tidak boleh ada yang merasa terbuang atau jadi anak emas. Kalau ada masalah harus direkonsiliasikan. Sudah satu tahun lebih dalam kondisi musibah," kata Ade di Gedung DPR, Kamis (28/4).
Karenanya, Ketua DPR itu berharap, pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar dapat menjadi ajang agar kedua kubu melakukan rekonsiliasi secara menyeluruh dan berkeadilan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada yang merasa jadi anak tiri atau merasa paling tuan rumah. Semua keluarga besar Golkar," ucapnya.
Saat ini, Golkar sedang melaksanakan rapat pleno DPP untuk menentukan jadwal Munaslub. Rencananya Munsalub digelar pada 23 Mei 2016 mendatang di Nusa Dua, Bali.
Ketua Panitia Pengarah atau Steering Committee Munaslub Golkar Nurdin Halid menjelaskan, saat ini kesiapan materi untuk Munaslub dari panitia pelaksana dan pengarah sudah mencapai 90 persen.
Dalam arti lain, kata dia, jika pleno mengesahkan, maka materi akan langsung naik cetak.
Selain membahas teknis dan materi dalam Munaslub, pleno juga membahas iuran atau syarat biaya yang harus disetor bagi para calon ketua umum. Namun, Nurdin menekankan iuran bukanlah substansi dari Munaslub.
"Nanti dibahas dalam rapat pleno ini. Itu sudah tidak menjadi hal yang trending topic lagi," kata Nurdin di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat.
(pit)