DPR: Pembebasan Sandera Abu Sayyaf Tak Perlu DIbeberkan

Alfani Roosy Andinni | CNN Indonesia
Senin, 09 Mei 2016 18:33 WIB
 DPR menilai pemerintah tak perlu menjelaskan hal-hal yang bersifat teknis kepada publik, terlebih perihal pembebasan sandera yang terkait nyawa.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan keterangan terkait diserahterimakan 10 ABK kepada keluarga di Kementerian Luar Negeri Jakarta, Senin, 2 Mei 2016. Kesepuluh ABK korban penyanderaan Abu Sayyaf di Filipina akan diserahterimakan kepada keluarga, sebelumnya mereka telah menjalani pemeriksaan kesehatan di RSPAD. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, pemerintah tak perlu menceritakan proses pembebasan warga negara Indonesia yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Menurutnya, pemerintah tak perlu menjelaskan hal-hal yang bersifat teknis kepada publik.

"Mereka pasti ingin dealnya tertutup. Kalau bisa dealnya jangan dibicarakan. Itu sudah sangat rahasia, itu soal nyawa yang halus sekali," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Senin (9/5).

Kelompok Abu Sayyaf menyandera 14 anak buah kapal (ABK) asal Indonesia di perairan Filipina. 10 sandera telah dibebaskan pada Minggu (1/5). Mereka tiba di Bandar Udara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 23.30 WIB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyanderaan 10 WNI oleh Abu Sayyaf dengan menahan kapal Brahma-12 telah berlangsung sejak 27 Maret lalu. Abu Sayyaf meminta uang tebusan sebesar Rp14 miliar sebagai syarat pembebasan sandera.

Sementara, berdasarkan informasi terakhir TNI, keempat sanderaan lainnya diperkirakan masih berada di Provinsi Tawi-Tawi, Filipina. Mereka disandera sejak 15 April. Mereka ialah awak kapal tunda TB Henry dan kapal tongkang Crista yang dibajak dalam perjalanan dari Cebu, Filipina menuju Tarakan, Kalimantan Utara.

Fahri berharap, pemerintah segera membebaskan empat WNI yang masih disandera. Dia menyarankan pemerintah berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait.

"Peemerintah ambil inisiatif. Kerjakan baik-baik tunjukan ada kesungguhan untuk menyelesaikan masalah," ucapnya.

Terkait sejumlah pihak yang mengklaim terlibat membebaskan para sandera, Fahri meminta pemerintah berterima kasih. Hal itu untuk menghindari timbulnya polemik baru.

"Jadi mau yang bebaskan perusahaan, yayasan, perseorangan, swasta, pemerintah harus besyukur. Saya kira harus ada inisiatif untuk bersatu. Biar orang juga melihat bangsa ini bersatu," tuturnya.

Sebelumnya, Tim Komunikasi Surya Paloh mengklaim berjasa membebaskan 10 WNI sanderaan Abu Sayyaf. Staf Khusus Surya Paloh bidang komunikasi Charles Meikyansah menjelaskan usaha dan proses pembebasan dilakukan timnya sejak 4 April lalu.

Tim Kemanusiaan Surya Paloh merupakan gabungan dari Yayasan Sukma, kelompok Media Group dan Fraksi Partai NasDem DPR. Yayasan Sukma merupakan lembaga kemanusiaan pimpinan Ahmad Baidowi dan Samsul Rizall Panggabean. Sedangkan Fraksi Partai Nasdem DPR diwakili oleh Victor Laiskodat dan Supiadin. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER