Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Heru Budi Hartono yang akan berpasangan dengan petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak menghadiri kegiatan menggalang dana Teman Ahok Fair, Sabtu-Minggu lalu. Heru beralasan masih berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) sehingga tak etis menghadiri acara politik.
"Saya masih PNS," kata Heru saat dimintai konfirmasi di Balai Kota, Jakarta, Senin (30/5).
Kendati demikian, Heru mengaku masih menjalin komunikasi dengan Teman Ahok. Ia menilai pengumpulan KTP yang mencapai 900.282 merupakan pencapaian yang baik. Heru optimis target satu juta KTP tercapai sebelum masa pendaftaran calon independen.
"Ya optimis lah, bismillah," ujar Heru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Provinsi (KPUP) DKI Jakarta sebagai calon wakil gubernur, Heru harus melepaskan status PNS dan direksi BUMN/BUMD terlebih dahulu. Ketika ditanya kapan akan mundur, Heru belum memberikan jawaban pasti.
"Kami lihat jadwalnya KPU," tutur Heru. KPUP membuka pendaftaran untuk calon independen pada 3-7 Agustus mendatang.
Heru juga sudah berhenti dari jabatannya sebagai Komisari Utama PT Delta Djakarta Tbk, 20 Mei lalu. Sementara posisinya sebagai Komisaris Bank DKI saat ini sedang dalam tahap proses pemberhentian.
Beredar isu di Balai Kota, Heru mengundurkan diri sebagai bakal calon wakil gubernur pendamping Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Heru menanggapi santai terkait isu mundurnya dia sebagai calon pasangan Ahok.
"Enggak ada, itu isu dari mana? Tanya Pak Ahok," kata Heru.
Heru enggan berbicara lebih lanjut soal kabar yang masih sumir tersebut. Dia mengatakan masih akan melihat perkembangannya terlebih dahulu.
Ahok memilih berduet dengan Heru sebagai calon wakil gubernurnya pada Pemilihan Kepala Daerah 2017 mendatang. Ahok memilih Heru dengan alasan Heru berlatar belakang PNS yang memiliki kinerja yang baik.
(yul)