Jakarta, CNN Indonesia -- Pro dan kontra terjadi di parlemen terhadap sosok Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Tito Karnavian, yang telah ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menggantikan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.
Wakil Ketua Komisi III DPR Benny Kabur Harman menilai Tito layak menjadi Kapolri karena memiliki kemampuan. Benny juga tidak mempermasalahkan, tahun angkatan Tito di kepolisian.
"Yang paling penting orang yang dianggap memiliki kemampuan bekerja sama dengan presiden untuk menjalankan visi dan misinya," kata Benny di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (15/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota Komisi III Fraksi Partai NasDem Taufiqulhadi juga menilai keputusan presiden memotong jalur regenerasi dengan memilih Tito sebagai calon Kapolri merupakan salah satu jalan keluar terbaik.
Tito merupakan lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1987 dan saat ini berusia 51 tahun. Pencalonan Tito melangkahi lima angkatan di bawahnya yang saat ini masih menjadi polisi aktif.
Beberapa senior yang dilangkahi ialah Wakapolri Komjen Budi Gunawan, Irwasum Komjen Dwi Priyatno, Kabaharkam Komjen Putut Eko Bayu Seno, Kepala BNN Komjen Budi Waseso, Kalemdikpol Komjen Syafruddin, dan Sekretaris Utama Lemhannas Komjen Suhardi Alius.
Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Didik Mukrianto meyakini Presiden Joko Widodo memiliki alasan rasional untuk memilih Tito. Namun hal itu, kata dia akan diproses lebih lanjut dalam uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III. "Ini nanti akan kami proses di
fit and proper test," ucapnya.
Sedangkan, politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menilai, perlompatan antara Tito dan para seniornya saat ini akan menjadi turbulensi dalam tubuh kepolisian. Menurutnya, akan ada yang merasa dilangkahi sehingga berdampak pada kinerja.
"Kalau terjadi guncangan yang hebat atau ada penolakan angkatan. Tapi dalam pandangan dan harapan saya semoga landai saja," kata Masinton.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Gerindra Romo HR Muhammad Syafi’i mengatakan bahwa dengan BG ketika 2015 lalu sudah diajukan oleh Jokowi dan telah lulus uji kelayakan di DPR maka selayaknya Jokowi mengangkat dan melantik BG sebagai Kapolri. Bagi Romo Syafi’i faktor senioritas juga menjadi bahan pertimbangan.
Namun, Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani menganggap kepolisian merupakan lembaga dengan sistem yang sudah terbangun, sehingga menurutnya tidak ada masalah terkait sosok calon Kapolri yang akan mengisinya.
"Siapapun yang jadi Kapolri, terlepas dari angkatannya itu pasti akan diterima," jelas Arsul.
Sementara Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo berpendapat Tito layak menjadi calon Kapolri karena kemampuan, kecerdasan, intelektualitas dan profesionalitas tidak ada yang meragukan.
"Tito juga diharapkan menjadi perekat semua faksi yg ada di Polri sehingga ke depan Polri tambah solid dalam menghadapi tantangan perkembangan masyarakat yg semakin kompleks," ujar Bambang.
(obs)