Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama belum memutuskan jalur yang akan digunakannya untuk maju kembali pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta tahun depan. Kendati demikan, pria yang akrab disapa Ahok ini menunjukkan sinyal bakal memilih jalur partai politik.
Ahok mengibaratkan keunggulan maju dengan sokongan partai seperti menaiki mobil mewah Mercedes-Benz, sedangkan lewat jalur perseorangan layaknya menaiki bus.
"(Keunggulan partai politik) ya, kayak naik Mercedes, (independen) naik bus saja," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Selasa (12/7).
Ketika ditanyai lebih lanjut terkait maksud perumpaan itu, Ahok mengelak menjawab. Dia mengatakan tidak tahu, seraya tersenyum dan bergegas menuju ruangan kerjanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maju melalui jalur partai, hanya membutuhkan persyaratan 22 kursi di legislatif di DPRD DKI Jakarta. Ahok, saat ini sudah mengantongi dukungan dari tiga partai politik yakni Hanura, Nasdem, dan Golkar. Jika kekuatan politik tiga partai tersebut digabung, Ahok dapat maju lewat jalur partai karena sudah melebihi syarat yaitu 22 kursi di DPRD DKI Jakarta.
Untuk diketahui, saat ini NasDem memiliki 5 kursi, Hanura 10 kursi, dan Golkar mempunyai 9 kursi, sehingga total kursi yang dimiliki tiga partai ini adalah 24 kursi.
Sedangkan jika memilih jalur perseorangan, Ahok dengan dukungan dari relawan Teman Ahok yang sudah mengumpulkan KTP harus melalui tahapan verifikasi faktual.
KTP tersebut akan diverifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) kepada calon pendukung. Jalur ini lebih riskan dan berisiko ketimbang partai politik. Jika gagal pada tahapan tersebut, Ahok juga gagal menjadi calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada tahun depan.
Walaupun begitu, Ahok tak bisa serta merta memutuskan pilihannya sendiri. Ahok tak ingin mengecewakan Teman Ahok yang sudah mengumpulkan lebih dari satu juta KTP dukungan. Ahok mengatakan akhir pekan ini, dia akan bertemu dengan Teman Ahok untuk saling bertukar pikiran.
"Kan saya mesti tanya mereka, lebih kurangnya apa, maunya gimana, gituloh," tutur Ahok.
(obs)