Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal calon gubernur dan wakil gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat mengklaim tak akan menerima uang tunai untuk mendanai kampanye pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Ahok, sapaan Basuki menyatakan, penggalangan dana kampanye itu harus melalui transfer ke rekening bank.
"Saya bilang langsung transfer. Kami enggak terima tunai," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat (30/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam waktu dekat, Ahok menuturkan, dia akan membuka rekening bank atas nama Ahok-Djarot sebagai wadah untuk menampung dana kampanye yang dikumpulkan.
Keputusan tanpa uang tunai itu, menurut Ahok, dipilih agar dana kampanye transparan. Dana itu akan dibuka secara
online, sehingga masyarakat dapat melihat jumlah dana dan siapa pemberi dana.
Dana kampanye itu didapat melalui sumbangan dan berbagai kegiatan yang diorganisir oleh tim pemenangan. Ahok mematok harga berkisar Rp10 ribu hingga Rp10 juta untuk bertemu dengannya secara eksklusif.
"Kelas murah Rp10 ribu, kalau kelas lebih mahal Rp2 juta sampai Rp3 juta. Mau duduk dekat saya mungkin Rp10 juta," kata Ahok.
Ahok juga berencana menjadi komik atau pembawa
stand up comedy dan pembicara dalam berbagai kegiatan. Dia ingin dibayar mulai dari Rp10 juta sampai dengan Rp50 juta.
Diketahui, Tim Pemenangan Ahok-Djarot diketuai oleh Sekretaris DPD PDIP DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi. Prasetio bakal mengetuai anggota tim pemenangan yang berasal dari empat partai pendukung Ahok yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Hanura, Partai NasDem, dan Partai Golkar, beserta relawan Teman Ahok.
Ahok menyerahkan kepada Tim Pemenangan untuk bertanggung jawab terhadap dana kampanye. Masa kampanye Pilkada 2017 akan berlangsung mulai dari 28 Oktober 2016 hingga 11 Februari 2017.
(rel/asa)