Jakarta, CNN Indonesia -- Calon gubernur DKI Jakarta sekaligus petahana Basuki Tjahaja Purnama menyatakan permintaan maafnya terkait ucapan ayat Al Quran yang tertera di Surat Al Maidah. Permintaan maaf tersebut mendapat respons positif dari calon lawannya di Pilkada DKI.
Salah satu pasangan yang memberikan apresiasi adalah Agus Harimurti Yudhoyono. Anak pertama dari Susilo Bambang Yudhoyono tersebut mengungkapkan bahwa permintaan maaf Ahok, sapaan Basuki, bisa dijadikan pelajaran untuk semua pihak.
"Saya pikir baik dan tentunya jadi pelajaran berharga untuk kita semua," kata Agus saat ditemui di Kedoya, Jakarta Barat, Senin (10/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus mengungkapkan politik di Indonesia harus jauh dari kegaduhan yang tak diperlukan, apalagi itu muncul dari konflik antar sesama anak bangsa. Selain itu dia juga ingin agar demokrasi di Tanah Air bisa berjalan dengan damai.
Oleh sebab itulah dia kembali menegaskan bahwa kasus Ahok harus dijadikan pelajaran bersama agar tak terjadi lagi di masa yang akan datang.
"Saya yakin ini adalah pelajaran berharga, kita ingin demokrasi yang damai dan jauh dari kegaduhan antar sesama anak bangsa," katanya.
Ahok akhirnya meminta maaf kepada seluruh umat Islam atas dugaan penistaan agama terkait Surat Al Maidah. Ahok, sapaan Basuki, mengaku tak bermaksud melecehkan salah satu ayat Al Quran itu.
"Yang pasti saya sampaikan kepada semua umat Islam, ataupun orang yang merasa tersinggung, saya sampaikan mohon maaf. Tidak ada maksud saya melecehkan agama Islam ataupun Al Quran," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (10/10).
Ahok menuturkan bahwa dia bukanlah anti-Islam. Ahok menjelaskan selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dia tak pernah menunjukkan diskriminasi terhadap umat islam. Hal itu ditunjukkan dengan memberi izin kepada sekolah Islam, pemberian Kartu Jakarta Pintar untuk Madrasah, dan membangun masjid.
Polemik dugaan penistaan Al Quran oleh Ahok berawal dari ucapan bakal calon petahana itu soal salah satu ayat Al Quran dalam surat Al Maidah. Ahok berkata di depan warga Kepulauan Seribu (27/9), agar jangan mau dibohongi dengan menggunakan ayat di salah satu surat Al Quran itu. Dalam ayat 51 surat itu dinyatakan larangan memilih pemimpin non-muslim. Ucapan Ahok itu menimbulkan kegaduhan.
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia meminta masyarakat Jakarta untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang negatif menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017.
Ketua MUI Ma'ruf Amin mengatakan bahwa saat seperti ini, provokator menggunakan kesempatan untuk merusak keadaan, sehingga semua pihak harus bersama-sama menjaganya. Ma'ruf mengingatkan masyarakat jangan mudah terpengaruh dengan isu suku, ras, dan agama yang disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Jangan ambil langkah sendiri, serahkan saja kepada pemerintah dan Polri supaya ditangani secara hukum," kata Ma'ruf.