Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo sibuk menjadi tuan rumah konsolidasi politik dalam dua pekan terakhir. Pucuk pimpinan di pemerintahan itu sibuk bolak-balik menyambut dan menjamu makan sejumlah ketua umum partai politik yang dia undang ke Istana Merdeka.
Jokowi biasanya mengajak para elite politik itu bersantai sambil minum teh di Beranda belakang Istana Merdeka. Mereka meluangkan waktu bercengkerama dalam sorotan media.
Jokowi mengundang para elite secara bergantian. Sebut saja Ketua Umum Golkar Setya Novanto, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, Ketum NasDem Surya Paluh, dan Ketum PPP romahurmuziy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari deretan orang-orang penting di percaturan politik indonesia itu, ada satu tokoh partai politik yang cukup ditunggu kehadirannya oleh publik: Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Pasalnya, Jokowi sendiri telah mengonfirmasi akan mengagendakan pertemuan dengan SBY di Istana.
Namun, hingga kemarin, Jokowi masih belum memastikan waktu pertemuan dengan Presiden keenam Indonesia itu. Ia seperti berkelit ketika kembali ditanya ada atau tidaknya rencana mengundang SBY ke Istana.
"Sebetulnya kalau makan siang dan pagi sudah sering dengan Bung Surya Paloh. Enggak kehitung hanya tidak diliput. Dengan yang lain juga sama. Sering sekali tapi tidak pernah diliput," kata Jokowi.
Selain politik beranda dan santap siang di Istana, konsolidasi politik tak langsung sudah dilakukan Jokowi ke beberapa partai dua pekan lalu. Ia menghadiri acara tahunan Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Amanat Nasional.
Baik di Istana maupun di acara tersebut, Jokowi menekankan perdamaian, keamanan, dan keharmonisan hidup masyarakat majemuk di Indonesia.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan, pertemuan internal di Istana diinisiasikan oleh partai politik, terutama partai pendukung pemerintah. Mereka, kata Pratikno, mengajukan diri dan menanyakan waktu pertemuan bersama Jokowi.
Publik cukup dibuat penasaran menanti kepastian dari wacana pertemuan Jokowi dan SBY. Hubungan keduanya sempat menghangat jelang demonstrasi 4 November. Mereka memiliki informasi intelijen berbeda menanggapi dalang aksi anti Ahok.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarifuddin Hasan merespons positif apabila SBY dan Jokowi bertemu. Menurutnya, pertemuan itu semakin mendinginkan suasana kini sekaligus mengklarifikasi hal-hal mengenai informasi masing-masing.
Syarif mengatakan, SBY terbuka menerima dan berdialog dengan siapa saja termasuk Jokowi. Namun, Syarif berkelit ketika ditanya ada atau tidaknya rencana SBY mengajukan undangan untuk dijadwalkan bertemu Jokowi.
"Kami tidak ada dalam posisi ujug-ujug ingin datang padahal jadwal Presiden padat. Kami tahu Pak Jokowi akan mengatur. Intinya bagus kalau pemimpin ini ketemu," kata Syarif ketika dihubungi CNNIndonesia.com.
Apabila Jokowi dan SBY bersepakat bertemu, anggota komisi pertahanan DPR ini tak mempermasalahkan tempat, baik Cikeas atau Istana Merdeka, yang menjadi preferensi titik temu mereka.
"Itu kan teknis. Tergantung dan melihat kesempatan masing-masing," kata Syarif.
(gil)