Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono mempersilakan aparat hukum menyelidiki dugaan rekayasa kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen. SBY merasa difitnah Antasari Azhar seolah dirinya sebagai inisiator rekayasa pembunuhan Nasrudin.
“Tolong, para pendekar kebenaran dan keadilan, ceritakan kebenaran apa adanya, jangan takut. Semoga tidak tergoda dengan iming jabatan atau uang sehingga melacurkan kebenaran,” kata SBY dalam konferensi pers di Kuningan, Selasa (14/2).
SBY menyatakan tuduhan Antasari sebagai hal yang tidak benar dan liar. Dia menjelaskan tak pernah memanfaatkan kedudukannya saat menjadi presiden untuk mengintervensi kasus Antasari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya tidak pernah menggunakan kekuasaan saya untuk kepentingan politik, saya tidak pernah mengintervensi kepolisian, kejaksaan, hakim dalam urusan Antasari,” kata SBY.
Dia meminta para penegak hukum kembali menggelar kasus Antasari dan mengungkapkan fakta, data dan kebenaran dengan gamblang.
“Malam ini saya jawab tuduhan sadis Antasari, sementara fitnah kepada yang lain akan dituntut hukum pada saat yang tepat. Meski saya pesimis keadilan tidak saya dapatkan,” kata dia.
Sebelum menggelar konferensi pers khusus menanggapi Antasari, sore tadi SBY membuat beberapa cuitan soal ini. Dia juga menuding pernyataan Antasari memiliki motif politik.
Antasari mengatakan SBY mengetahui persis mengenai perkara pembunuhan Bos PT Putra Rajawali Bantaran Nasrudin Zulkarnaen. SBY juga disebut mengetahui persis kriminalisasi dan rekayasa kasus yang menyebabkan ia mendekam di penjara selama delapan tahun.
“Saya minta Susilo Bambang Yudhoyono jujur. Beliau tahu perkara saya. Beliau jujur cerita apa yang beliau alami dan apa yang beliau lakukan. Beliau memerintahkan siapa untuk rekayasa dan mengkriminalisasi Antasari,” kata Antasari.
Pernyataan itu disampaikan siang tadi usai menjalani pemeriksaan di Bareskrim, bertepatan dengan satu hari jelang pelaksanaan Pilkada 2017, termasuk Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.