Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Amanat Nasional memberi sinyal akan kembali berkoalisi dengan Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera dalam Pilkada Jawa Barat 2018.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan saat ditanya kemungkinan partainya bergabung dengan Gerindra dan PKS. "Kemungkinan besar bisa bersama-sama," kata Zulkifli di Kantor DPP PAN, Rabu (3/5) malam.
PAN sebelumnya diketahui bersama-sama dengan Gerindra dan PKS mendukung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada putaran pertama, PAN mengusung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni bersam dengan Demokrat, PKB dan PPP. Namun pasangan itu kalah pada putaran pertama.
Meski demikian, Zulkifli menilai peta politik pada Pilkada serentak mendatang akan lebih cair. Sebab, menurutnya satu Pilkada tidak dapat dijadikan acuan dalam berkoalisi.
Sebagai gambaran, PAN hanya memiliki 4 kursi di DPRD Provinsi Jawa Barat. Di sisi lain, Gerindra memiliki 11 kursi dan PKS 12 kursi. Dalam mengusung calon gubernur, partai disyaratkan memiliki dukungan kursi lebih dari 20.
Hingga saat ini, Zulkifli mengaku masih terus berkomunikasi dengan pengurus akar rumput untuk menangkap aspirasi kader. Pihaknya telah memiliki sejumlah nama untuk dicalonkan seperti Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, Dedy Mulyadi, Bima Arya, hingga Desy Ratnasari.
"Kemarin saya sudah datang ke enam kabupaten, saya akan datang ke 16 kabupaten lagi di Bandung baru akan putuskan," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan, pihaknya tidak menutup kemungkinan berlanjutnya koalisi di Pilkada DKI Jakarta ke Jawa Barat.
"Saya kira koalisi DKI bisa berlanjut di tahun 2018 tapi jangan lupa kita berkoalisi di tahun 2014 sama dengan PDIP. Jadi bukan harga mati bukan baku, tapi kedepannya bisa baku dari DKI," ujar Eddy.
Saat ini, kata dia, partainya tengah mengevaluasi tiga nama yakni Ridwan Kamil, Deddy Mizwar dan Dedy Mulyadi. Ketiganya dianggap punya kapasitas untuk memimpin Jawa Barat.
Hanya saja, Eddy pun mengingatkan peranan wakil gubernur menentukan dalam pertarungan di Jawa Barat. Berkaca pada Pilkada Jawa Barat sebelumnya, wakil gubernur berasal dari kalangan artis.
"Jadi tiga kandidat ini sangat kuat terjadi. Tapi Jawa Barat jangan salah, ditentutkan oleh siapa pendampingnya," kata Eddy.
"Kita lihat secara 10 tahun belakangan ini pendamping ini datang dari jalur keartisan. Jadi tidak menutup kemungkinana akan terulang lagi di 2018," lanjutnya.
Sadar hanya memiliki sedikit kursi di Jawa Barat, Eddy mengatakan dua kader PAN yakni Bima Arya dan Desy Ratnasari akan didorong sebagai kandidat utama, pasangan dari calon gubernur yang nanti berkompetisi.
"Kita punya kandidat berprestasi Bima Arya, dia dikenal di Jawa Barat, dan Desy Ratnasari anggota DPR itu sangat dikenal. Jadi itu menjadi pendamping juga," katanya.