Lemahnya Etika Masyarakat di Media Sosial

CNN Indonesia
Senin, 01 Sep 2014 15:14 WIB
Drama kasus kicauan Florence Sihombing tentang Yogyakarta menuai opini dari seorang pengamat media sosial, Yanuar Nugroho.
Jakarta, CNN Indonesia -- Drama kasus kicauan Florence Sihombing tentang Yogyakarta menuai opini dari seorang pengamat media sosial, Yanuar Nugroho.

Diwawancarai oleh CNN Indonesia (1/9), Yanuar mengatakan kasus ini menunjukkan fenomena 'ketercerabutan' (disembeddedness) antara tingkat penggunaan teknologi dengan tingkat kesadaran dan pemahaman masyarakat.

“Teknologi boleh cyber, boleh media sosial, boleh internet 2.0, namun cara kita bersikap, bertindak, dan menanggapi bukan mencerminkan masyarakat yang dewasa dan mengerti teknologi tersebut,” jelasnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jejaring media sosial Path tergolong privat, tapi isi akun Florence yang memaki-maki Yogyakarta disebarluaskan. Ini merupakan ketercerabutan pertama, menurut Yanuar.

“Masyarakat tak paham bahwa media sosial privat seperti Path bukan untuk disebarluaskan. Perlu diingat sih, masyarakat kita itu voyeuristic society (masyarakat pengintip) yang mau tahu urusan orang lain,” ujar pemilik akun Twitter @yanuarnugroho ini.

“Penuntutan oleh sekelompok organisasi lewat jalur hukum yang mengatasnamakan seluruh warga DIY sih perkara lain. Warga yang mana? Saya orang Yogya tapi tidak merasa diatasnamakan dan tidak mau diatasnamakan. Ini ketercerabutan kedua,” lanjut Yanuar.

Lelaki yang juga seorang peneliti di Manchester Institute of Innovation Research ini sangat menyayangkan para pengguna media sosial Indonesia yang sampai sekarang tingkat kesadaran dan keadaban publiknya belum 'diasah'.

Belum adanya 'media/internet/social media literacy' yang memadai juga menjadi salah satu pemicu minimnya kepedulian akan etika bersosial media, terlebih untuk sungguh-sungguh menyebarkan isi dari opini pribadi seseorang.

“Zamannya sih demokrasi, kelakuan main klaim dan intimidasi,” serunya.

Yanuar juga sempat berkicau menanggapi kasus Florence yang tengah ramai di media sosial.

“Saya tidak bela Flo. Tapi perkara ini jangan digunakan untuk memberi pesan bahwa kesewenang-wenangan dibenarkan dengan dalih aturan,” tulisnya.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER