Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga antariksa Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA), berencana membawa mesin cetak (printer) 3D ke stasiun antariksa internasional (ISS) untuk membantu pekerjaan astronot pada 19 September 2014.
Teknologi cetak tiga dimensi ini memang sedang marak digunakan dan terus dilakukan pengembangan. NASA pun turut membuatnya dan memanfaatkan teknologi ini untuk beberapa proyek ruang angkasanya.
Dikutip dari
TechTimes, NASA mengatakan printer 3D yang dikirim nanti dapat membantu astronot dalam hal pasokan barang. Dengan mencetak benda pakai printer 3D, astronot tidak lagi harus menunggu lama agar NASA bisa mengirimkan sampel benda yang dibutuhkan untuk penelitian di ruang angkasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Printer 3D yang dirancang untuk dapat dioperasikan dalam gravitasi mikro itu bakal diluncurkan oleh pesawat tanpa awak Dragon Cargo Capsule.
"Percobaan pertama dirancang untuk menguji proses cetak 3D dalam gravitasi mikro, itu adalah langkah pertama dalam mempertahankan misi yang berada di luar orbit rendah bumi," kata Ken Cooper, kepala Tim Advanced Manufacturing di NASA Marshall Space Flight Center di Huntsville, Alabama, AS.
Printer 3D buatan NASA masih dalam tahap percobaan. Lembaga itu hendak melihat apakah proses cetak 3D di ruang angkasa dapat berjalan normal dengan hasil yang akurat seperti di bumi.
Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah menciptakan sebuah “toko mesin” yang dapat digunakan oleh astronot untuk menciptakan alat pengganti suku cadang atau barang yang rusak. Teknologi tersebut dapat mengurangi biaya dan risiko.
Mereka berharap dapat mengembangkan perangkat yang lebih baik dan maju bernama Additive Manufacturing Facility (AMF).