Jakarta, CNN Indonesia --
Misi lembaga antariksa Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA), untuk menerbangkan pesawat Orion sebentar lagi akan tercapai. Misi ini disebut-sebut sebagai era baru dalam eksplorasi antariksa yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
NASA menyatakan Orion akan diterbangkan sejauh 5.793 kilometer. Ketinggian yang akan dicapai melampaui normalnya penerbangan antariksa pada umumnya, sekitar 16 kali lipatnya.
“Orion diciptakan untuk membawa manusia sejauh mungkin,” tulis NASA dalam situs web resminya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misi uji coba yang dinamai Exploration Flight Test-1 ini tidak akan membawa awak. Rencananya akan berlangsung pada Desember 2014.
Menurut laporan
CNN, sebelum kembali ke bumi dengan kecepatan 32.186 kilometer per jam dan terjun ke Samudera Pasifik, Orion akan mengitari bumi sebanyak dua kali selama 4,5 jam.
Penerbangan ini dilakukan untuk menguji sistem pesawat untuk digunakan oleh manusia di masa depan. Setelah itu, NASA akan kembali memersiapkan Orion untuk diawaki. Misi Orion menerbangkan awak itu dinamakan Exploration Mission-1.
"Uji coba penerbangan Orion akan menghasilkan data penting yang akan membantu kami mengetahui sistemnya, sehingga penerbangan dengan untuk penelitian di masa depan dapat berjalan dengan aman," ujar manajer pengembangan Orion, Mark Geyer.
Sementara untuk Exploration Mission-1 dikabarkan akan dilakukan pada 2017. Misi ini berlangsung selama 25 hari dengan penerbangan di sekitar sisi gelap bulan.
Pihak NASA berharap Exploration Mission-1 akan membuktikan kemampuan Orion dalam misi antariksa yang lebih dalam. Empat astronot pertama akan dikirim untuk perjalanan jauh tersebut, melebihi misi Apollo yang mendaratkan Neil Armstrong di bulan.
"Orion nantinya akan diluncurkan di roket muatan besar milik NASA bernama Space Launch System. Roket terkuat yang pernah ada," jelas pihak NASA.
Roket Space Launch System diharapkan mampu mengirim awak ke destinasi antariksa yang tidak biasa, seperti asteroid dan Planet Mars.
Kontraktor
Beberapa kontraktor terlibat dalam pembuatan Orion. Perusahaan Lockheed Martin bertindak sebagai kontraktor utama dan ada subkontraktor Aerojet Rocketdyne, United Technologies Aerospace System, Honeywell, serta subkontraktor kecil lain dari 45 negara.
Ada sekitar 3.000 orang yang bekerja untuk membangun Orion, termasuk kontraktor, pegawai negeri, subkontraktor, pemasok, dan usaha kecil.
Lockheed Martin menjelaskan Orion dapat mendarat di asteroid, bulan, hingga planet Mars.
Wujud Orion berwarna perak, dengan ujung kepala membulat. Sistem pembatalan peluncuran diletakkan di bagian atas alih-alih terjadi kecelakaan masif dari kerusakan roket sehingga awak kabin dapat terselamatkan.
Kompartemen yang menampung awak ditempatkan di bagian ujung roket. Hal ini dianggap membangkitkan susunan dari misi bersejarah Apollo dan Gemini. Di bagian bawah pesawat terdapat ruang untuk menyimpan kargo.
NASA menyatakan bahwa sistem komputer di dalam Orion dapat memproses sebanyak 480 juta instruksi per detik, lebih cepat 400 kali lipat dari sistem pesawat ruang angkasa pada umumnya.