Jakarta, CNN Indonesia --
Benarkah manusia sedang berada dalam transisi evolusi besar? Seorang peneliti memercayai bahwa hal itu sedang terjadi.
Cadell Last, mahasiswa doktoral bidang antropologi dan evolusi sekaligus peneliti di Global Brain Institute berpendapat, bahwa umat manusia dapat menjalani transisi yang sebanding dengan pergeseran evolusi prosimia ke monyet, monyet ke kera dan kera ke manusia.
Sepanjang sejarah primata, tiga transisi besar itu lah yang mengakibatkan peningkatan angka kehidupan yang lebih panjang dan kapasitas otak yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, Last berpendapat bahwa akan terjadi kemungkinan transisi keempat di mana manusia yang menunda reproduksi untuk sementara waktu akan dapat hidup lebih lama dan menghasilkan manusia dengan tipe dan karakter yang baru. Last mengatakan perkembangan hal ini bisa menjadi awal dari periode evolusi ke empat.
Bahkan, harapan hidup manusia telah meningkat dari 45 tahun pada awal abad 20 menjadi sekitar 80 tahun pada zaman ini. Ia percaya harapan hidup manusia bisa meningkat jadi 120 tahun pada 2050 --sebuah konsep yang dikenal sebagai perpanjangan hidup radikal melalui kombinasi perilaku, seleksi alam, dan teknologi baru yang membantu memperpanjang umur.
Menurut teori sejarah hidup, seleksi alam dalam jangka waktu yang panjang akan memengaruhi kehidupan organisme untuk menghasilkan keturunan.
Dalam teorinya, Last berpendapat organisme harus memilih antara memproduksi keturunan sebanyak mungkin atau menghentikan reproduksi dan kemudian membesarkan keturunan mereka dengan baik. Berdasarkan pemikiran ini Last menilai akan ada perubahan yang memunculkan tipe baru manusia.
Secara keseluruhan, teori yang dikemukakan Last ini menunjukan bahwa manusia yang bergerak menjauh dari reproduksi yang cepat dan memiliki sedikit anak akan menjadi tahap baru dalam evolusi manusia.
Perlu dicatat hal ini hanya sebatas teori dan perlu penelitian lebih lanjut untuk mengungkap kebenaran.