Teknologi di Balik Pesawat Penjelajah Antariksa

CNN Indonesia
Selasa, 16 Sep 2014 10:20 WIB
Dibutuhkan biaya Rp 870 triliun untuk membangun pesawat Orion yang masih dalam tahap uji coba. Biaya itu digunakan untuk membekali pesawat Orion dengan teknologi terkini.
Pesawat Orion (NASA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lembaga antariksa Amerika Serikat, NASA, tengah mengembangkan pesawat generasi terbaru yang diharap bisa membawa manusia ke antariksa terjauh yang belum pernah dilakukan pada penerbangan antariksa sebelumnya. Pesawat itu diberi nama Orion.

Dibutuhkan biaya Rp 870 triliun untuk membangun pesawat ini, yang masih dalam tahap uji coba. Biaya itu digunakan untuk membekali pesawat Orion dengan teknologi terkini.

Pesawat ini memiliki dua ruang utama untuk para awak pesawat. Yang pertama adalah conical Crew Module (CM) dengan bentuk kerucut dan dan dapat memuat hingga empat awak. Kedua, ada ruang cylindrical Service Module (SM) berbentuk silinder. Kedua ruang ini dibuat berdasarkan teknologi pada Apollo yang telah mengorbit pada tahun 1967 dan 1975.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kaca pada ruang kokpit tersebut menggunakan sistem kontrol digital yang diadopsi dari Boeing 787 Dreamliner. Dengan teknologi ini, para astronot dapat memantau seluruh kinerja sistem pesawat dalam satu layar. Selain itu, pesawat ini memiliki fitur auto dock yaitu fitur yang memungkinkan awak mengambil kendali penuh dalam keadaan darurat.

Ada pula ruang kabin yang disebut Deep Space Habitat. Ia memiliki perlindungan termal dan sistem avionik pesawat sehingga penumpang akan terhindar dari suhu panas pesawat ketika melewati atmosfer.

Kandungan udara dalam kabin ini juga sangat diperhitungkan. Dalam pesawat ini, tekanan oksigen dan nitrogen akan berada pada 101.3 kilopascal (kPa) atau 14,69 psi yang setara dengan tekanan udara bumi di sekitar laut.

Sehingga, ketika pesawat ini mendarat di permukaan laut, penumpang yang berada di dalamnya tidak akan mendapat tekanan yang berbeda yang dapat membahayakan kondisi fisik mereka.

Pesawat ini dibuat dengan kandungan lithium aluminium pada bagian luar. Kandungan ini akan menjadi “selimut” bagi pesawat yang melindungi dari kenaikan suhu panas yang drastis ketika pesawat mengorbit. Dengan menggunakan lapisan ini, daya tahan pesawat ini terhadap suhu menjadi lebih baik dari pada pesawat ulang alik.

Selain itu, Orion memiliki sebuah kabin yang dapat menjadi penghubung ketika pesawat mendarat di stasiun ruang angkasa. Kabin ini berfungsi sebagai “koridor” yang dapat digunakan oleh awak pesawat untuk memasuki stasiun ruang angkasa.

Kabin tersebut memiliki penutup yang terbuat dari fiberglass yang dapat mempertahankan sistem tekanan pada pesawat.

Secara keseluruhan, teknologi dalam Orion mengadopsi pesawat pendahulunya, Apollo. Namun, NASA melakukan berbagai pengembangan dan penambahan fitur agar dapat bertahan labih lama di ruang angkasa.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER