Jakarta, CNN Indonesia -- Melalui jejaring sosial para pengguna bisa bebas mengutarakan opininya, termasuk di Twitter. Tagar #ShameOnYouSBY menjadi salah satu bentuk kebebasan di Indonesia.
Tagar #ShameOnYouSBY muncul sebagai bentuk kekecewaan para pengguna internet Tanah Air terhadap sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait pengesahan Rancangan Undang-undang (RUU) Pilkada secara tidak langsung. Tagar itu kemudian masuk jajaran
trending topic dunia mulai Jumat hingga Sabtu (27/9).
Selama hampir 48 jam tagar tersebut terus bertahan, namun pada akhirnya hilang dan digantikan dengan tagar #ShamedByYou. Ada yang berpendapat bahwa tagar #ShameOnYouSBY hilang akibat campur tangan pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Twitter sendiri sebenarnya sudah menetapkan sejumlah aturan untuk menggunakan layanannya. Jika melanggar, konsenkuensinya bisa berakibat penyensoran, penghapusan kicauan atau akun, bahkan penonaktifan suatu akun.
Soal penetapan trending topic Twitter juga punya aturan tersendiri. Mereka memang menggunakan sebuah algoritma khusus, dan bisa menyunting suatu trending yang dianggap tidak pantas, dan apakah tagar #ShameOnYouSBY termasuk yang melanggar?
Pada blog resminya Twitter menjelaskan beberapa hal terkait
trending topic, termasuk soal aturan bagaimana tagar bisa tiba-tiba muncul dan dalam sekejap bisa hilang.
"Kami melacak volume istilah yang disebutkan, dan akan masuk trending jika terjadi peningkatan yang dramastis dalam waktu tertentu," tulis penyataan Twitter.
Dengan kata lain, suatu tagar bisa menjadi
trending topic jika tagar tersebut banyak dikicaukan dalam waktu singkat, dan akan bergeser jika itensitas kicauannya mulai melemah.
Penelusuran CNN Indonesia melalui peranti lunak analisa media sosial Topsy.com, kicauan dengan tanda pagar #ShameOnYouSBY di Twitter melonjak pesat di tanggal 26 September 2014 dengan 176,423 kicauan dan sempat menguasai
trending topic dunia. Tren itu menurun pada 27 September dengan 150.252 kicauan lalu keesokan harinya menurun lagi jadi 31.275 kicauan.
Kemudian, kicauan dengan tagar #ShameOnYouSBY perlahan tergantikan oleh #ShamedByYou yang meningkat pada 27 September dengan 80.794 kicauan lalu mengalami lonjakan pesat menjadi 109.697 kicauan keesokan harinya.
Dari data tersebut bisa disimpulkan bahwa tren tagar #ShameOnYouSBY hilang karena memang sudah tergusur oleh #ShamedByYou, bukan karena ada yang meminta untuk dihapus atau disunting.
"Hampir tidak ada pemerintahan yg bisa mengontrol Twitter, termasuk USA. Apalagi hanya urusan TT yg digemari anak2 yg belum akil baligh ini," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring.