Jakarta, CNN Indonesia -- Penggunaan senjata nuklir dalam mengantisipasi ancaman dari luar angkasa – seperti tabrakan asteroid – dianggap sudah menjadi pilihan yang semakin populer. Inilah yang juga dilakukan oleh dua negara adidaya, Amerika Serikat (AS) dan Rusia.
Mengutip laporan
The Verge, Senin (6/10), AS dan Rusia telah melakukan kerja sama untuk kolaborasi dan investigasi tentang cara penggunaan senjata nuklir dalam melindungi Bumi dari asteroid ganas.
Sementara Kantor Akuntabilitas Pemerintah di National Nuclear Security Administration (NNSA) melaporkan, beberapa komponen hulu ledak nuklir Amerika Serikat disimpan sebagai persediaan, padahal komponen tersebut dijadwalkan akan dibongkar pada 2015 mendatang. Alasannya, komponen tersebut dipertahankan dalam keadaan tak tentu, sembari menunggu evaluasi pemerintah atas penggunaan nuklir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amerika Serikat juga dikabarkan sudah secara rutin menimbun senjata yang sekiranya dibutuhkan jika sewaktu-waktu ada serangan asteroid jatuh.
Pada 2013 lalu, NASA sempat menyatakan bahwa Bumi sedang berada di garis edar dimana sebanyak 1.400 potensial asteroid dapat menciptakan kehancuran, namun belum ada kemungkinan akan menyerang Bumi.
Namun, agaknya ancaman asteroid masih menghantui kedua negara ini, mengingat pada Februari 2013 silam saat sebuah meteor menghancurkan Kota Chelyabinsk, bagian timur Moscow, Rusia dan menelan ratusan korban.