Kontroversi Hadiah Nobel Fisiologi dan Medis

CNN Indonesia
Selasa, 07 Okt 2014 17:56 WIB
Nobel Fisiologi dan Medis tak lepas dari kontroversi yang menyerang penerima penghargaan. Dalam sepuluh tahun terakhir, tercatat ada empat kontroversi.
Edvard Moser, menerima penghargaan Nobel Fisiologi dan Kedokteran 2014, berkat penemuan sistem navigasi otak yang dikembangkan bersama sang istri May-Britt dan John O'Keefe (Reuters/Michaela Rehle)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dari lima penghargaan Nobel, ada penghargaan Nobel Fisiologi dan Kedokteran yang ditujukan kepada seseorang yang dinilai paling berkontribusi pada bidang medis untuk kemanusiaan.

Penghargaan Nobel pertama untuk kategori ini jatuh kepada Emil Adolf von Behring, seorang ahli fisiologi asal Jerman di tahun 1901. Temuannya adalah terapi serum dan pengembangan vaksin untuk bakteri difteri.

Terakhir, penghargaan ini diberikan kepada warga negara AS-Inggris John O'Keefe serta pasangan suami istri asal Norwegia, Edvard Moser dan May-Britt Moser atas temuan sistem navigasi otak yang membantu manusia memahami di mana ia berada, menentukan ke mana ia akan pergi, dan bagaimana menyimpan informasi-informasi itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga tahun ini, sebanyak 105 penghargaan telah diberikan kepada 207 orang. Dalam sepuluh tahun terakhir, setidaknya ada empat kontroversi terkait Nobel Fisiologi dan Kedokteran yang menimbulkan banyak kritik dari berbagai pihak dan media massa.

2011
Penghargaan Nobel di tahun 2011 diraih oleh tiga ilmuwan bernama Bruce Beutler dan Jules Hoffman dalam penemuan aktivasi kekebalan biologis, serta Ralph Steinman dalam penemuan sel dendritik dan peranannya dalam kekebalan yang adaptif.

Namun, masalah yang timbul adalah komite Nobel tidak mengetahui bahwa Steinman meninggal dunia sebelum hari pengumuman. Kematiannya menciptakan dilema karena menurut aturan Nobel Foundation sejak 1974, orang yang sudah meninggal tidak dapat dinominasikan.

Setelah berdiskusi lebih lanjut, akhirnya keputusannya tetap memberikan Steinman penghargaan, karena pada dasarnya komite tidak mengetahui kabar duka tersebut sebelum menentukan peraih penghargaan.

2010
Mengembangkan teknik fertilisasi in vitro membuahkan hasil bagi Robert Edwards. Dirinya dianugerahi penghargaan ini di tahun 2010. Teknik fertilisasi tersebut mampu menyuburkan pasangan suami istri untuk menghasilkan keturunan, walaupun dalam keadaan menopause.

Penemuannya ini kemudian dikecam oleh Gereja Vatikan yang keberetan dengan semua metode buatan konsepsi dan pembuahan manusia, sama seperti kontrasepsi. Salah satu pejabat Vatikan sempat menyebut penghargaan tersebut sangat cacat dan merusak jutaan embrio manusia karena banyak embrio yang dibuat dan dibuang seperti hewan percobaan.

2008
Di tahun 2008, giliran Harald zur Hausen yang kebagian penghargaan ini atas penemuan human papilloma viruses (HPV) yang menyebabkan kanker serviks.

Masalah muncul saat polisi anti-korupsi Swedia menyelidiki adanya pengaruh yang tidak patut dari perusahaan AstraZeneca, sebuah perusahaan yang memiliki saham di produsen vaksin HPV. Perusahaan ini ternyata mensponsori Nobel Media dan Nobel Web, serta ikatan yang kuat dengan dua tokoh Majelis Nobel yang memilih zur Hausen sebagai pemenang.

2003
Paul Lauterbur dan Peter Mansfield menjadi peraih penghargaan Nobel di tahun 2003, dengan pengembangan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

MRI sebetulnya sudah dikenal sejak lama sebagai salah satu teknologi medis terpenting. Sehingga keputusan untuk memenangkan kedua pasangan ilmuwan tersebut dianggap 'basi', mengingat pengembangan nuclear magnetic resonance sudah pernah dimenangkan pada 1944 dan 1952.

Pihak lain menyatakan bahwa jika ada penghargaan mengenai temuan MRI, orang yang berhak menerima adalah Raymond Damadian. Damadian memang terkenal sebagai penemu magnetic resonance scanning machine. Kontroversi ini sempat meramaikan banyak media Amerika Serikat pada saat itu.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER