KEAMANAN DATA

Dituduh Menyadap, Xiaomi Pindahkan Pusat Data

CNN Indonesia
Jumat, 24 Okt 2014 07:59 WIB
Xiaomi memindahkan data pengguna yang bukan berasal dari Tiongkok ke pusat data di AS dan Singapura. Pemindahan dilakukan setelah Xiaomi dituding menyadap.
Produsen ponsel pintar Xiaomi memindahkan data pengguna yang bukan berasal dari Tiongkok ke pusat data di Amerika Serikat dan Singapura, Rabu, 22 Oktober 2014 (Reuters/Jason Lee)
Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen ponsel pintar Xiaomi melakukan pemindahan data pengguna yang bukan berasal dari Tiongkok ke pusat data di Amerika Serikat dan Singapura, Rabu (22/10). Pemindahan data ini diungkapkan oleh Hugo Barra, Wakil Presiden Xiaomi di media sosial Google Plus.

Barra mengatakan, privasi pengguna menjadi faktor utama dilakukannya pemindahan ini. Selama ini Xiaomi menghadapi kontroversi privasi, termasuk tuduhan pihak keamanan internasional dan pemerintah Taiwan yang menuduh Xiaomi mengirim kembali data tanpa sepengetahuan pengguna ke pusat data di Beijing.

"Memindahkan data ini membuat kami dapat memertahankan standar privasi yang tinggi dan mematuhi peraturan perlindungan data lokal," tulis Barra.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain faktor privasi dan keamanan, Barra menambahkan, pemindahan pusat data ini dilakukan untuk meningkatkan penetrasi pasar di Singapura, India dan Malaysia.

Perusahaan teknologi biasanya memang memiliki pusat penyimpanan data fisik yang dekat dengan basis pengguna mereka untuk memaksimalkan kecepatan koneksi dan layanan.

"Ini adalah prioritas yang tinggi untuk Xiaomi karena kami akan memperluas pasar dalam beberapa tahun ke depan," lanjutnya.

Meskipun migrasi data dan server ini dilakukan untuk perkembangan dan penetrasi pasar yang lebih tinggi, hal ini sangat berlawanan dengan apa yang dilakukan Apple. Pada awal tahun ini Apple bekerja sama dengan China Telecom dalam penyimpanan data pengguna di negeri tirai bambu itu.

Tiongkok memang terkenal ketat mengenai kebijakan sensor konten internet dan pemerintahan Tiongkok memonitor semua data yang disimpan di negaranya.

Bukan hanya itu, Tiongkok juga sering dituduh sering melakukan serangan siber oleh internasional. Beberapa hari lalu layanan komputasi awan iCloud milik Apple kembali dobobol dan peretas asal Tiongkok dituduh sebagai dalangnya.

Tudingan itu dilontarkan pada blog keamanan siber, Greatfire.org, yang sering dipakai sebagai sarana protes warga pada pemerintahan Tiongkok soal kebijakan internet yang dianggap merugikan pengguna.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER