Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan cuma Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang memberi perhatian pada aktivitas pencurian ikan. Tiga perusahaan teknologi dan informasi juga merapatkan barisan untuk memerangi pencurian itu.
Adalah Google, Skytruth, dan Oceana membentuk inisiatif bernama “Global Fishing Watch”. Jangan salah, ini bukan aplikasi untuk memantau kapan enaknya memancing ikan, tapi untuk memantau aktivitas penangkapan ikan di seluruh dunia, baik legal maupun ilegal.
Protitipe platform Global Fishing Watch sudah diperlihatkan di ajang 2014 ICUN World Parks Congress di Sydney, Australia. Tapi versi publik sedang dalam penggarapan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prototipe dikembangkan oleh Skytruth, Oceana, dan Google. Skytruth selama ini dikenal sebagai lembaga nonprofit yang berpengalaman dalam teknologi penginderaan jarak jauh dan pemetaan digital. Sedangkan Oceana adalah kelompok advokasi internasional untuk perlindungan lautan.
Sedangkan dari Google, yang terlibat adalah tim Earth Outreach, yang selama ini didedikasikan untuk mengembangkan infrastruktur dalam menghadapi masalah lingkungan dan kemanusiaan.
Melalui platform ini, kapal-kapal penangkap ikan bisa dilacak secara real-time di seluruh dunia. Dengan begitu akan diketahui apakah kapal itu berada di tempat semestinya atau tidak. Ini akan membantu memerangi pencurian ikan.
Platform ini bisa diakses di website https://www.globalfishingwatch.org. Platform ini adalah semacam tool Internet yang interaktif. Kita bisa melihat peredaran kapal dan aktivitas penangkapan ikan. Kalau ada intensitas yang tinggi di suatu tempat, ia akan menunjukkannya.