Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah objek mencurigakan terlacak di ruang angkasa. Object 2014-28E itu dicurigai sebagai kapal ruang angkasa atau satelit milik Rusia.
Penasihat teknik di Secure World Foundation, Brian Weeden, mengatakan pergerakannya yang mencurigakan pada akhirnya dengan mudah menimbulkan spekulasi. Apalagi relasi Amerika Serikat dan Rusia sedang panas setelah Rusia dikecam karena mengintervensi Ukraina.
“Saya kira, kalau pengamatan itu terjadi dalam konteks yang lain, spekulasinya pun akan lain,” tuturnya.
Secure World Foundation adalah sebuah organisasi nonprofit yang ingin menjaga keberlangsungan ruang angkasa. Sebelum bekerja di sini, Weeden adalah analis orbital di Angkatan Udara AS.
Weeden mengatakan semua teknologi ruang angkasa punya fungsi ganda. Pesawat ruang angkasa yang mampu beroperasi di orbit bisa membantu sebuah negara memeriksa, memperbaiki, dan mengisi ulang bahan bakar satelit-satelitnya. Atau, mendorong bangkai pesawat dari orbit untuk membersihkan orbit dari sampah-sampah langit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Weeden sendiri menilai, dari pergerakannya, Object 2014-28E, lebih terlihat sedang menjalankan sebuah misi pemeriksaan. “Ketimbang melakukan misi penghancuran (sampah),” katanya kepada Space.com, Kamis (20/11) waktu setempat.
Kekuatiran terhadap Object 2014-28E dinilai wajar. Joan Johnson-Freese, guru besar urusan keamanan nasional di U.S. Naval War College di Newport, Rhode Island, mengatakan Rusia bisa jadi punya banyak tujuan dengan mengetes 2014-28E.
Tapi dia minta tak buru-buru menarik kesimpulan supaya tak tersesat. “Satelit yang mampu bermanuver berpotensi jadi senjata,” kata Johnson-Freese kepada Space.com. “Tapi tak berarti bahwa satelit yang bisa bermanuver adalah senjata.”
Soalnya, Amerika Serikat pun, kata Johnson-Freese, sudah mengembangkan satelit yang bisa bermanuver.
Sebagai contoh adalah Experimental Satellite System-11 (XSS-11) dari Angkatan Udara AS, dan kapal DART (Demonstration for Autonomous Rendezvous Technology), buatan NASA. Keduanya diluncurkan pada 2005.
“Ketika kita membuat DART dan XSS-11, negara lain juga panik,” tutur Johnson-Freese.