Jakarta, CNN Indonesia -- Sony Pictures Entertainment telah mempekerjakan ahli digital forensik dari perusahaan Mandiant, yang merupakan anak usaha dari FireEye, untuk menyelesaikan serangan besar yang mereka alami pekan lalu, menurut tiga sumber yang dekat isu ini, Minggu (30/11).
Serangan yang dialami Sony ini terbilang sangat serius. Bahkan, menurut pernyataan seorang sumber, serangan ini telah mengunci sistem Sony Pictures Entertainment hingga memaksa para karyawan bekerja dengan pena dan kertas selama sistem masih tumbang.
Mandiant merupakan sebuah perusahaan keamanan siber yang membantu klien mengidentifikasi serangan, membersihkan jaringan, dan memulihkan sistem. Perusahaan ini pernah menangani sejumlah kasus serangan siber terbesar di AS, termasuk kasus peretasan yang dialami perusahaan retail Target pada 2013 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan
Reuters, FBI juga terlibat dalam penyelidikan insiden tersebut. Sony berharap sistem surat elektronik (email) karyawan bisa sepenuhnya pulih pada Senin pekan ini.
Para pejabat di Sony menolak mengomentari serangan ini. Perwakilan dari Mandiant dan FBI juga menolak berkomentar.
Sony juga sedang menyelidiki pelaku peretasan yang bekerja atas nama Korea Utara, dan beroperasi di Tiongkok, yang mungkin bertanggungjawab atas serangan siber ini.
Seorang sumber mengatakan kepada
Recode, bahwa hubungan peretas dengan Korea Utara belum tentu sepenuhnya benar, namun tak bisa diabaikan begitu saja.
Peretas, yang beroperasi dengan nama Guardians of Peace atau GOP, meninggalkan pesan pada tampilan utama situs web Sony Pictures Entertainment. Pesan ini bernada ancaman untuk merilis data sensitif yang telah dicuri dari sistem Sony jika kehendak peretas tidak dituruti.
Waktu serangan ini dekat dengan peluncuran “The Interview,” sebuah film komedi dari Sony yang menceritakan agen CIA dengan misi membunuh pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un.