Jakarta, CNN Indonesia -- Tanaman pemakan daging, atau tumbuhan karnivora, ternyata sudah hidup sejak 40 juta tahun lalu. Di Rusia telah ditemukan
fosil tanaman itu dan diperkirakan adalah nenek moyang tanaman sejenis di Afrika Selatan.
Ilmuwan telah menemukan satu jenis tumbuhan karnivora, yang digali dari sebuah tambang batu ambar di pantai Laut Baltik. Diperkirakan tumbuhan purba ini adalah nenek moyang spesies langka dari Afrika Selatan,
Roridula gorgonias.
Hasil penemuan ini dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences edisi Senin (1/12).
Fosil tanaman ini adalah fosil tanaman karnivor tertua di dunia. Ia berupa daun, panjangnya tak lebih dari ukuran penghapus pensil. Daun ini rontok dan jatuh ke dalam cairan damar yang mengeras dan membatu selama jutaan tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di daun tanaman purba ini ada perekat seukuran rambut, berupa tentakel yang punya kelenjar yang mengeluarkan cairan perekat untuk menjebak serangga. Tapi bagaimana wujud tanaman secara keseluruhan? Masih jadi misteri.
Tumbuhan Roridula menjebak serangga tapi tak punya enzim untuk mencerna mangsa. Nah, mangsanya itu dimakan oleh semacam kutu yang kemudian meninggalkan kotoran. Inilah yang kemudian dijadikan nutrisi oleh Roridula.
Diduga, tanaman purba di Rusia juga melakukan hal seperti itu. Antara tumbuhan ini dan kutu tercipta hubungan simbiosis mutualisma.
Bagaimana si tumbuhan purba mencerna kotoran penuh nutrisi itu? Rupanya di permukaan daunnya ada lubang-lubang atau celah berukuran nanometer. Celah atau lubang inilah yang menyerap nutrisi pelan-pelan.
Ahi biologi Alexander Schmidt dari University of Gottingen, Jerman, mengatakan kesamaan antara Roridula dan tanaman purba itu mengindikasikan ada kutu purba lain yang hidup pada 35 juta sampai 47 juta tahun lalu, dengan relasi mutualisma seperti itu.
“Sayangnya kami tak tahu bagaimana wujud keseluruhan tanaman ini karena kami hanya punya dua (sampel) daun,” kata Schmidt. “Inilah tragedi dalam perekaman fosil tumbuhan, kebanyakan hanya daun, bunga, buah, batang, dan buah.”
Fosil itu ditemukan di tambang batu ambar Jantarny yang digali sejak abad ke-19. Ratusan ton batu ambar digali dari sana dan tak diketahui seberapa banyak fosil satwa maupun tumbuhan yang hilang.
Fosil tumbuhan karnivora itu sendiri ditemukan pada koleksi batu ambar milik Christel dan Hans Werner Hoffeins dari Hamburg.