ADAPTASI GENETIKA

Primata Purba Ternyata Mampu Cerna Alkohol Tanpa Mabuk

CNN Indonesia
Selasa, 02 Des 2014 15:31 WIB
Kemampuan tubuh primata mencerna ethanol (jenis alkohol yang dapat dikonsumsi) tanpa teler ternyata sudah ada sejak 10 juta tahun lalu.
Simpanse, salah satu primata. (CNN Indonesia/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kemampuan tubuh primata mencerna ethanol (jenis alkohol yang dapat dikonsumsi) tanpa teler ternyata sudah ada sejak 10 juta tahun lalu. Primata dari zaman purba sudah mampu mengkonsumsi tanaman fermentasi yang mengandung alkohol.

Sebelumnya para ilmuwan menyatakan bahwa alkohol masuk menjadi menu minuman manusia saat ini adalah hal yang relatif baru. Adapun upaya fermentasi terhadap makanan sendiri terjadi sekitar 9.000 tahun lalu.  

Tapi Profesor Matthew Carrigan dari Santa Fe College di Florida, membuktikan sebaliknya. Primata ternyata sudah mampu mengembangkan genetika yang beradaptasi dengan alkohol pada 10 juta tahun yang lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Temuan yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences edisi Senin (1/12) ini menunjukkan bahwa manusia purba sudah mengadaptasi pencernaan alkohol, jauh sebelum manusia modern mengembangkan fermentasi terhadap makanan.

Hal itu merupakan perilaku adaptif terhadap situasi pada 10 juta tahun lalu. Pada masa itu temperatur bumi dingin dan sumber makanan banyak ditemukan di permukaan tanah.
 
Lantaran sudah jatuh,  makanan itu bercampur dengan bakteri yang mengubah kandungan gula pada buah-buahan atau tumbuhan itu menjadi alkohol.

Kemampuan mencerna makanan terfermentasi itu terletak pada mutasi enzim bernama ADH4. “Kalau Anda tak punya mutasi AHD4, ethanol akan menumpuk di darah dan membuat Anda mabuk,” kata Carrigan. Pada masa itu, primata purba yang mabuk tentu takkan mampu bertahan atau mempertahankan teritorinya.

ADH4 adalah enzim alcohol dehydrogenases. Ia ditemukan di lambung, usus, dan kerongkongan. Tapi tak semua ADH4 sama. Artinya, meski primata punya enzim ini, tak semua efektif mencerna alkohol.

Carrigan dan timnya mengambil protein ADH4 dari 19 primata modern dan mencoba menjejaki protein itu di rantai evolusi primata. Mereka mengkopi kode protein purba dari versi genetika yang berbeda-beda untuk menguji efisiensinya mencerna ethanol.

Mereka mendapati bahwa bentuk ADH4 paling kuno, ditemukan dari primata yang berusia 50 juta tahun lalu, hanya mampu mencerna sedikit ethanol dan prosesnya sangat lambat.

Tapi pada primata yang berusia 10 juta tahun lalu, ternyata mampu mencerna ethanol 40 kali lebih efisien.  

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER