DANA RISET

Penguasaan Iptek di Indonesia Masih Minim

CNN Indonesia
Rabu, 03 Des 2014 12:00 WIB
Karena masih minimnya anggaran untuk melakukan riset, penyerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia menjadi lambat. Paling kecil dibanding se-ASEAN.
Penyerapan Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia minim, mengakibatnya kurang bersaingnya bangsa di dunia (Ilustrasi/Pexels)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan salah satu indikator daya saing bangsa, dan Indonesia ternyata masih minim soal tersebut.

Hal ini diutarakan oleh Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnain berdasarkan hasil penelitian LIPI yang tertuang dalam buku indikator iptek Indonesia 2014, Rabu (3/11).

"Iptek nasional Indonesia bergerak melambat bahkan dapat dikatakan terjadi 'stagnasi'," ujar Iskandar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Iskandar, salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya hal ini adalah dana anggaran penelitian dan pengembangan yang sangat minim.

Saat ini, anggaran penelitian dan pengembangan Indonesia berada pada angka 0,09 persen terhadap GDP. Angka ini hanya meningkat sebanyak 0,01 persen dari tahun sebelumnya.

Sangat kecil jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Malaysia yang mencapai 1 persen pada tahun 2012, Thailand 0,25 persen bahkan Singapura yang mencapai 2,1 persen.

Mengetahui hal ini, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M. Nasir mengatakan bahwa pemerintah melalui Kemenristek dan Dikti perlu bekerja lebih keras untuk memajukan iptek Indonesia.

"Ini adalah pukulan telak untuk kita. Kita harus berbuat sesuatu agar dapat meningkatkan daya saing," ujar Nasir kepada CNN Indonesia.

Menyikapi kondisi ini, Nasir berjanji akan membujuk pihak swasta untuk ikut mendanai penelitian dan pengembangan iptek di Indonesia.

"Kita harus kerja keras, kita akan coba dorong pihak swasta untuk ikut kontribusi," ujar Nasir.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER