Jakarta, CNN Indonesia -- Para pengguna ponsel pintar Android mungkin kenal dengan aplikasi papan ketik
(keyboard) virtual SwiftKey. Meski tergolong perusahaan baru, namun SwiftKey sudah terlibat dalam proyek besar, bahkan mereka membuat kecerdasan buatan yang hebat dalam pembaruan sistem komunikasi untuk fisikawan ternama Stephen Hawking.
SwiftKey mengaku telah mengembangkan teknologinya untuk Hawking sejak 2 tahun lalu. Mereka harus memecahkan masalah Hawking yang menderita Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) dan membuatnya lumpuh total.
Dengan kondisi tersebut, Hawking hanya dapat berkomunikasi dengan menggerakan otot pipinya yang bakal ditangkap oleh sensor khusus. Sensor ini akan menerjemahkan gerakan otot pipi Hawking di
keyboard virtual SwiftKey.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah Hawking menggerakan otot pipinya untuk memilih karakter huruf atau angka, perpaduan teknologi Intel dan SwiftKey dapat secara akurat memprediksi kata utuh yang bakal diucapkan Hawking.
"Itu berarti waktu dan upaya Profesor Hawking untuk mengetik akan berkurang secara signifikan, agar lebih mudah, dan lebih cepat," tulis SwiftKey dalam sebuah publikasi di blog resmi perusahaan.
SwiftKey pelajari publikasi Hawking untuk memprediksi kataKata prediksi yang dikeluarkan oleh SwiftKey untuk Hawking ternyata tidak sembarang keluar. Perusahaan asal Inggris tersebut memelajari gaya bahasa yang biasa dipakai Hawking berdasarkan karya tulisnya, baik karya tulis yang dipublikasi maupun yang tidak dipublikasi kepada publik.
"Peranti lunak ini belajar dari karya tulis dia (Hawking) untuk memastikan prediksi kata-kata yang dikeluarkan relevan secara kontekstual," tulis pihak SwiftKey.
Selain mengeluarkan kata prediksi, SwiftKey juga membuat koreksi otomatis atas kata-kata yang ditulis Hawking.
Tim SwiftKey menilai pengetikan yang dilakukan Hawking dengan otot pipinya sangat baik dan akurat. Hal ini lah yang mungkin memudahkannya dalam menulis buku atau memberi kuliah yang panjang.
Joe Osborne, kepala pengembangan peranti lunak SwiftKey yang juga memimpin proyek ini, teknologi SwiftKey akan belajar dari setiap individu, menampung wawasan dari gaya bahasa yang digunakan.
"Dengan memahami cara ia menggunakan bahasa, teknologi SwiftKey membuat Hawking lebih cepat dan lebih mudah untuk berkomunikasi, agar dia lebih banyak waktu untuk memikirkan rahasia alam semesta," kata Osborne.
SwiftKey didirikan di London pada tahun 2008 oleh Jon Reynolds dan Ben Medlock. Saat ini, mereka mempekerjakan 160 karyawan dan memiliki kantor cabang di San Francisco, AS, dan Seoul, Korea Selatan.
Perusahaan ini telah membuat aplikasi
keyboard virtual untuk perangkat iPhone dan Android yang kini telah mencapai versi 5.