Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana uji coba peluncuran pesawat antariksa Orion milik NASA yang dijadwalkan pada 4 Desember ini, ternyata harus ditunda karena terdapat kesalahan pada sistem bahan bakar pada roket. Peluncuran ditunda hingga Jumat (5/12) pukul 07.05 waktu Florida, Amerika Serikat.
Menurut laporan
CNN, selain bahan bakar, NASA mengatakan ada masalah juga pada katup cairan oksigen yang gagal terbuka selama hitung mundur menuju peluncuran
Penundaan pertama peluncuran Orion terjadi karena ada sebuah kapal yang mendekat ke area peluncuran, selain itu hembusan angin di sana sangat kencang. Ketika hendak diluncurkan lagi dan hitung mundur, katup gagal terbuka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orion dijadwalkan lepas landas di fasilitas peluncuran NASA, Cape Canaveral Air Force Station, Florida.
Penerbangan uji coba Orion tanpa awak itu dinamakan Exploration Flight Test-1, bertujuan untuk mengetahui sistem kunci bagaimana Orion beroperasi pada lingkungan ruang angkasa yang liar.
Peluncuran Orion sangat penting bagi NASA setelah badan antariksa Amerika Serikat ini menutup program Space Shuttle pada 2011. Sejak saat itu, Amerika Serikat bergantung dengan pesawat antariksa Soyuz buatan Rusia. NASA harus membayar US$ 70 juta agar seorang astronot dapat menaiki Soyuz menuju stasiun ruang angkasa internasional.
NASA berambisi Orion bisa mendarat di bulan, planet Mars, hingga asteroid. Targetnya pada tahun 2020 mereka bisa menerbangkan awak ke jarak terjauh luar angkasa yang belum pernah dicapai.
"Hal ini, saya pikir, konsisten dengan misi awal Apollo," kata Program Manajer Orion di NASA. "Saya pikir itu masih dalam kategori yang sama."
Menurut skenario uji terbang pertama, NASA menjelaskan bahwa Orion akan mengorbit Bumi sebanyak dua kali kemudian terbang di ketinggian 5.800 kilometer menuju ruang angkasa yang 15 kali lebih tinggi dari tempat stasiun ruang angkasa internasional.
Empat setengah jam kemudian ia akan turun ke Bumi di Samudera Pasifik dekat California.
Setelah kembali ke orbit Bumi, Orion bakal kirim gambar Bumi dan jika cuaca bersahabat pesawat tanpa awak ini juga akan menampilkan video pendaratan secara langsung yang bisa disaksikan tim di ruang kontrol.
Dua kapal laut Amerika Serikat, kapal yang menyediakan dermaga, serta kapal penyalamat, akan membantu NASA dalam mengangkut kapsul di lautan.