Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang peneliti Indonesia yang kini mengajar di Malaysia mendapati bahwa lantunan ayat suci Al Quran akan membangkitkan energi pendengarnya. Itu bisa diukur dengan alat pendeteksi aura. Didin Hafidhuddin, seorang cendekiawan Islam membenarkan adanya pengaruh itu.
Dia mengatakan bahwa membaca atau mendengarkan ayat suci Al Quran memang akan memberikan dampak signifikan terhadap jiwa dan sisi psikologis manusia. "Ada daya tarik luar biasa ke arah rohani bagi pembaca maupun pendengar," ujar Didin kepada CNN Indonesia, Jumat (5/12).
Menurutnya, pengaruh rohani akan memberikan dampak besar pada jasmani manusia. Lalu ada pula kemungkinan bahwa membaca atau mendengarkan ayat suci dapat berpengaruh pada aura tubuh manusia. "Mungkin saja terjadi meskipun saya belum pernah membuktikannya," katanya.
Sebelumnya, Yohan Kurniawan, doktor asal Indonesia melakukan penelitian mengenai perubahan aura pada tubuh manusia yang
dipengaruhi oleh ayat Al Quran. Dalam penelitian yang dibiayai pemerintah Malaysia itu, sejumlah peneliti dari Universitas Kebangsaan Malaysia dan Universitas Putra Malaysia terlibat di dalamnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para peneliti melakukan empat eksperimen. Pertama, aura para subyek diukur ketika mereka tidak mendengarkan ayat suci. Kedua, subyek diukur auranya saat mendengarkan Al Fatihah. Ketiga, aura diukur saat mendengarkan surat Yasin. Terakhir, aura diukur ketika mendengarkan salawat nabi. (Baca:
Peneliti Klaim Temukan Bukti Quran Pengaruhi Jiwa)
Namun metode penelitian ini dinilai mengundang kontroversi karena memakai alat pendeteksi aura yang masih diperdebatkan. Benarkah aura dapat dideteksi?
Yohan memaklumi perdebatan itu. Menurutnya, soal aura tidak beda dengan masalah makhluk astral. Masih menimbulkan pro dan kontra. “Di mana keduanya merupakan energi dan energi yang tidak kasat mata. Sehingga sukar diterima oleh nalar manusia,” katanya.
Menurut Yohan, aura merupakan sebuah energi dan warna aura sendiri merupakan refleksi dari pengaruh energi tersebut kepada manusia. Dia bilang cara termudah adalah merefleksikan energi aura tersebut melalui umpan balik tubuh atau
biofeedback.
Yohan mengatakan, alat pendeteksi aura yang dipakainya bekerja seperti
biofeedback itu. “Tubuh manusia akan merespons atau bertindak balas terhadap energi yang masuk dan umpan balik yang diberikan dalam bentuk warna menunjukkan energi sebenarnya dari aura. Saya berkeyakinan bahwa energi tersebut memang ada dan nyata, termasuk energi aura dan semua pihak tidak dapat menafikan, hanya cara pembuktiannya saja yang masih menimbulkan pro dan kontra,” katanya.